Mohon tunggu...
MAULIDA AZIZAH
MAULIDA AZIZAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Padjadjaran

Saya adalah seseorang gemar membaca novel.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hari Ibu: Kilas Balik Perjuangan dan Momentum Perenungan

22 Desember 2022   19:25 Diperbarui: 22 Desember 2022   19:52 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pada tanggal 22 Desember, negara Indonesia memperingati tanggal tersebut sebagai hari Ibu nasional. Hal ini dilatarbelakangi oleh sejarah yang melukiskan peran perempuan kuat Indonesia yang mengambil peran dalam membangun bangsa. 

Peran penting yang diambil oleh perempuan Indonesia tergoreskan dalam Kongres perempuan pertama tahun 1928. Kongres perempuan ini menjadi tonggak penggerak perempuan yang pada saat ini hari diselenggarakannya kongres tersebut diperingati sebagai hari Ibu di Indonesia.

Jika dilihat dari sejarah, sebetulnya telah banyak peran penting yang diambil oleh perempuan-perempuan Indonesia dalam membangun bangsa dan negara. Salah satu peran penting yang setelah dilakukannya yaitu mengadakan kongres perempuan Indonesia. 

Dalam Kongres perempuan tersebut mengangkat isu berupa hak-hak perempuan dalam pendidikan dan pernikahan yang menandakan adanya kemajuan bagi bangsa Indonesia. Kemajuan yang dimaksud terletak pada kemajuan berpikir dan kemajuan bertindak dalam memperjuangkan hak-hak perempuan demi membangun bangsa dan negara. 

Kongres perempuan Indonesia dilaksanakan pertama kali di Yogyakarta pada tanggal 22 hingga 25 Desember 1928. Kongres perempuan Indonesia ini diilhami oleh spirit dari Kongres Pemuda Indonesia yang dilaksanakan pada 28 Oktober 1928. 

Dalam Kongres perempuan Indonesia ini kaum perempuan memperjuangkan hak-hak perempuan dalam berkehidupan, bermasyarakat, dan bahkan berorganisasi dengan menghasilkan berbagai keputusan-keputusan yang mengarah pada pembangunan bangsa dan negara. 

Keputusan-keputusan dalam Kongres perempuan Indonesia ini sangat mengharukan terkhusus pada keputusan pencanangan kewajiban utama wanita Indonesia ialah menjadi "Ibu bangsa" yang melahirkan generasi baru yang berbangsa dan bernegara. 

Hal ini yang kemudian menjadikan hari terselenggaranya kongres perempuan Indonesia pertama yaitu tanggal 22 Desember diperingati sebagai hari ibu. Dengan demikian, hari ibu dimaknai sebagai kilas balik peran perempuan dalam memperjuangkan hak-hak perempuan yang mengarah pada pembangunan bangsa dan negara.

Di indonesia, hari Ibu tidak hanya dimaknai untuk memperingati kilas balik perjuangan kaum perempuan dalam membangun bangsa dan negara tetapi juga dimaknai untuk memperingati hari kasih sayang kepada ibu. Saat ini, hari Ibu banyak dipilih oleh masyarakat Indonesia untuk merayakan hari kasih sayang kepada ibu. Akan tetapi masyarakat Indonesia memiliki berbagai cara dalam menyikapi datangnya hari ibu ini. 

Dalam menyambut hari ibu terdapat berbagai cara yang dilakukan masyarakat. Hal ini bergantung pada situasi dan kondisi yang dialami oleh masyarakat di Indonesia seperti situasi ibunya yang berada dalam satu kota, situasi ibunya yang berada di luar kota, situasi ibunya yang telah tiada, atau situasi di luar kondisi itu semua. 

Semua situasi dan kondisi tersebut membuat masyarakat memiliki cara berbeda dalam menyikapi datangnya hari ibu seperti menyikapinya dengan sukacita, dukacita, atau bahkan acuh tak acuh. 

Terlepas dari berbagai cara menyikapi hari Ibu tersebut sudah sepatutnya masyarakat memperingati hari Ibu ini dengan mengucapkan rasa syukur, rasa cinta, rasa kasih, dan rasa sayang kepada ibu. 

Sebenarnya dalam memberikan kasih sayang kepada sosok ibu tidak hanya dapat dilakukan pada hari Ibu saja, akan tetapi datangnya hari Ibu ini dapat kita jadikan momentum perenungan akan perjuangan seorang ibu agar dapat menunjukkan rasa cinta, kasih dan sayang lebih kepada sosok ibu. 

Seperti yang sudah disisipkan dalam pernyataan di atas, hari ibu dapat dijadikan momentum renungan atas perjuangan seorang ibu. Perjuangan seorang ibu terhadap anaknya tentulah sangat berkesan dan berjasa. 

Hal ini dapat kita lihat dari perjuangan dan pengorbanan seorang ibu yang dengan kasih sayang merawat dan membesarkan anak-anaknya. Kasih sayang seorang ibu kepada anak-anaknya tidak dapat diukur dan tidak dapat dibalas jasanya seperti yang tertuang dalam syair lagu berikut. 

Kasih ibu kepada beta

Tak terhingga sepanjang masa

Hanya memberi tak harap kembali

Bagai Sang Surya menyinari dunia

Dalam syair lagu tersebut tergambar dengan jelas kasih sayang seorang ibu kepada anak-anaknya begitu suci bagaikan matahari yang menyinari dunia tanpa meminta sebuah balas jasa. Kasih sayang seorang ibu mulai tampak sejak ibu mengandung, melahirkan, menyusui hingga merawat anaknya sampai besar. 

Dapat dilihat, Ibu merupakan sosok pertama yang mempertaruhkan nyawanya demi melihat anak yang lahir ke dunia. Tidak hanya memperjuangkan nyawanya demi anaknya untuk lahir ke dunia, seorang ibu bahkan mampu memperjuangkan nyawanya agar anaknya dapat terus hidup di dunia. 

Dengan demikian, besar jasa seorang perempuan di dalam negeri ini khususnya seorang ibu dalam melahirkan dan membesarkan seorang anak. Oleh karena itu, sudah sepatutnya dalam memperingati hari ibu ini diadakan perayaan atau syukuran sebagai mengenang kilas balik perjuangan perempuan dan momentum perenungan akan kasih sayang ibu yang tidak dapat terbalaskan. 

Maka dari itu, hari ibu ini dapat dijadikan sebagai alat ekspresi mengungkapkan rasa syukur, rasa cinta, rasa kasih, dan rasa sayang anak terhadap pengorbanan dan perjuangan perempuan khususnya sosok ibu di Indonesia. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun