Mohon tunggu...
maulida ad
maulida ad Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Metode Pembelajaran untuk ABK

30 Maret 2017   15:59 Diperbarui: 31 Maret 2017   00:00 11267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada dasarnya manusia diciptakan oleh Allah yang paling sempurna dari makhluk-makhluk lainnya. Seperti yang telah disebutkan dalam Al Quran surat At-Tin ayat 4 “Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”.  Namun bagaimana dengan manusia yang memiliki kebutuhan khusus dalam dirinya. Apakah mereka tidak diciptakan secara sempurna? Dalam islam, manusia dapat dibedakan dengan manusia lainnya bukan dilihat dari perbedaan suku, ras, golongan, bahasa, warna kulit, jenis rambut dan keadana fisik seseorang. Melainkan mereka dapat dibedakan dari tingkat keimanan seseorang kepada sang pencipta. Jadi perbedaan fisik seseorang atau keadaan fisik yang tidak sempurna tidak akan membuat perbedaan tingkatan di mata sang pencipta.

Meskipun dikatakan sebagai makhluk yang terlahir sempurnya dengan akal dan pikiran yang dimiliki. Namun, manusia adalah makhluk yang membutuhkan penyempurnaan sebagai manusia melalui pendidikan, dan kebutuhan untuk mengembangkan dirinya melalui upaya yang terus menerus menggali potensi dengan proses mendidik diri. Karena setiap manusia yang dilahirkan belum memiliki kemampuan-kemampuan yang dibutuhkan dalam hidupnya di masyarakat. Maka dari itu, fungsi pendidikan adalah mengembangkan dan membentuk kemampuan-kemampuan diri dalam individu untuk keberlangsungan hidupnya di masyarakat.

Lalu bagaimana pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus? Pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus mendatangkan banyak manfaat bagi dirinya sendiri maupun bagi orang-orang yang berada di sekitarnya. Melalui pendidikan, anak ABK mengetahui kelebihan dan kelemahan-kelemahan yang ia miliki serta dapat mengeksplorasi kemampuan-kemampuan yang dimilikinya sehingga peserta didik berkebutuhan khusus bukan hanya sebagai anak yang tidak dapat memberikan sumbangsihnya pada lingkungan sekitar. Dari kemampuan-kemampuan yang dikembangkan akan membentuk anak menjadi pribadi yang mandiri, disiplin, serta tidak bergantung pada orang lain meskipun itu hanya sebatas hal kecil yang menurut kita tidak berarti apa-apa namun bagi anak yang berkebutuhan khusus hal tersebut menjadi kelebihan tersendiri baginya.

Pendidikan untuk anak ABK dapat diperoleh dari SLB (Sekolah Luar Biasa) yang dibedakan menjadi 6 kelas (SLB A – SLB F) menurut kebutuhan pendidikan dari anak berkebutuhan khusus, SDLB (Sekolah Dasar Luar Biasa), Pendidikan Terpadu, Home Schooling,Sekolah Alam, dan Pendidikan Inklusif. Pembelajaran untuk ABK dapat tersampaikan melalui berbagai macam pendidikan menurut kebutuhan peserta didik melalui berbagai cara baik dalam pendidikan normal maupun pendidikan untuk Anak Berkebutuhan Khusus.

Metode merupakan sebuah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Cara atau metode digunakan seorang pendidik untuk menyampaikan ilmunya kepada peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Metode yang digunakan juga harus sesuai dengan kebutuhan serta karakteristik peserta didik. Berikut metode pembelajaran bagi Anak Berkebutuhan Khusus secara umum, yaitu:

  • Communication
  • Komunikasi merupakan hal mendasar yang dilakukan semua orang untuk berhubungan dengan sesamanya. Dalam dunia belajar, siswa tidak terlepas dari proses komunikasi baik komunikasi antar siswa, komunikasi dengan guru, maupun komunikasi dengan lingkungan sekitarnya. Keterampilan komunikasi siswa akan mempengaruhi proses dan hasil belajar dari siswa. Dalam pembelajaran, komunikasi yang sering dilakukan adalah komunikasi antara guru dan siswa untuk membantu siswa memecahkan masalahnya dalam belajar.
  • Task Analisis
  • Analisis tugas dilakukan untuk mendeskripsikan tugas-tugas yang harus dilakukan dalam indikator-indikator kompetensi. Dari analisis tugas yang ditentukan melalui kompetensi dapat dijadikan tolak ukur apakah siswa telah mengerjakna tugasnya sesuai indikator kompetensi atau belum. Task analisis diberikan berupa tugas-tugas yang harus diselesaikan dan dipraktekkan oleh siswa.
  • Direct Intruction
  • Intruksi langsung adalah metode pembelajaran yang menggunakan pendekatan selangkah demi selagkah yang terstruktur dengan cermat dalam intruksi atau perintah. Pelajaran disampaikan sedikit demi sedikit dalam bentuk yang mudah dipahami sehingga anak mencapai keberhasilan disetiap tahapnya.
  • Prompts
  • Promptsadalah setiap bantuan yang diberikan pada anak untuk menghasilkan respon yang benar. Promptsyang diberikan kepada anak berupa informasi penjelas atau bantuan yang memudahkan siswa untuk menjalankan sebuah intruksi. Promptsdibedakan menjadi 5 jenis diantaranya:
  • Verbal prompts
  • Verbal prompts adalah bentuk informasi verbal yang diberikan sebagai tambahan instruksi pada tugas yang akan dikerjakan oleh siswa. Hal ini digunakan untuk informasi mengenai bagaimana cara dia mengatasi tugasnya. Contoh saat anak belajar memakai baju, intruksi yang diberikan adalah pakailah bajumu, verbal promptsnya masukkan tangan kanan pada bagian lengan terlebih dahulu.
  • Modelling
  • Modelling dilakukan untuk memberikan informasi mengenai cara mengatasi tugasnya dengan cara mempraktekkan. Sehingga ia akan mencontoh dari apa yang kita kerjakan. Modelling dilakukan ketika verbal prompts tidak berhasil. Contoh saat anak belajar memakai baju kita beri verbal prompts mereka tidak menangkap bantuan informasi kita, maka dapat kita lakukan modelling dengan mencontohkan langsung bagaimana cara menggunakan baju dan selanjutnya anak akan menirunya.
  • Gestural prompts
  • Gestural prompts adalah informasi yang diberikan melalui gerak anggota tubuh. Misalnya isyarat salah satu anggota tubuh, gerakan tangan, ekspresi muka dan gerakan anggota tubuh lainnya. Anggukan sebagai tanda setuju, gerakan tangan sebagai tanda larangan ataupun sebagai tanda suruhan untuk melakukan sesuatu dll.
  • Physical prompts
  • Physical prompts yaitu kontak fisik yang diberikan untuk membantu anak mengerjakan tugasnya. Physical prompts ini diberikan saat semua prompts yang telah dilakukan tidak menimbulkan reaksi apapun pada anak dalam pengerjaan tugasnya.
  • Peer tutorial
  • Peer tutorial adalah metode dimana anak dipasangkan dengan anak yang lain yang memiliki tingkatan lebih dengan pasangannya. Metode ini dilakukan dengan tujuan anak yang lebih pintar akan mengajari mereka yang kurang. Peer tutorial biasanya dilakukan dalam kelas reguler yang juga terdapat ABK. Anak normal dipasangkan dengan anak yang berkebutuhan dengan maksud ia bisa menjadi tutor sebayanya dalam menyelesaikan sebuah tugas. Dengan adanya peer tutorial akan membelajarkan pada anak tentang rasa kepedulian pada orang lain serta lebih mensyukuri dari apa yang diberikan oleh sang pencipta.
  • Cooperative learning
  • Cooperative learning yaitu metode penyelesaian tugas yang diberikan untuk siswa dengan cara berkelompok. Hal ini bisa dilakukan dengan penempatan anak dengan derajat kemampuan yang berbeda di dalam kelompok.
  • Sedangkan menurut Roshensin dan Stevens, berikut beberapa bentuk metode yang digunakan dalam pendidikan inklusi:
  • Metode pengajaran langsung
  • Metode pengajaran langsung adalah suatu pengajaran yang bersifat teacher center.Model ini merupakan model dengan pusatnya guru guru paling tinggi. Biasanya menggunakan metode ceramah, demonstrasi, dan latihan.
  • Metode ini dilakukan dengan cara mengulas dan memeriksa kembali hasil pekerjaan yang kemarin diantaranya pemeriksaan tugas rumah dan mengulas kembali pelajaran sebelumnya, menampilkan muatan atau keterampilan khusus dengan memberikan materi baru setiap pertemuannya, menyediakan latihan dengan bimbingan dengan cara menanyakan kesulitan yang dialami oleh siswa, memberikan umpan balik dan koreksi serta mengajari ulang, menyediakan latihan mandiri, dan sering-sering mengulas kembali.
  • Metode pengajaran tidak langsung
  • Metode ini berbanding terbalik dengan metode pengajaran langsung. Pada metode pengajaran langsung guru sebagai pusat, dalam pengajaran tidak langsung guru hanya sebagai fasilitator. Guru menganggap bahwa siswa dapat mengembangkan pengetahuannya sendiri sedangkan guru hanya memberikan umpan balik dari inkuiri yang dilakukan oleh siswa.
  • Latihan siswa mandiri
  • Dalam metode ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar mandiri dengan memberikan tugas-tugas individu dengan tujuan membangun inisiatif dari masing-masing siswa sera kemandirian. Tugas yang diberikan bisa berwujud tugas rumah karena dapat memberikan efek positif bagi prestasi siswa.
  • Scaffolding
  • Scaffoldingmerupakan bentuk bantuan yang diberikan oleh guru maupun siswa lain dengan tujuan menjembatani jarak antara kemampuan mereka dengan tujuan yang akan dicapai. Hal ini bisa dilakukan dengan guru memberikan strategi ataupun contoh konrit dalam menangani sebuah masalah, mengatur tingkat kesulitan terhadap materi yang akan dipelajari siswa, menyediakan variasi latihan yang lebih beragam bagi siswa, menyediakan umpan balik, mengingatkan tanggung jawab siswa, dan menyediakan latihan mandiri untuk menerapkan hal-hal yang telah mereka ketahui dalam pembelajaran.

Dari uraian beberapa metode untuk ABK diatas, berbagai macam metode digunakan untuk memudahkan guru dalam menyampaikan pembelajaran. Penerapan berbagai metode dalam kelas harusnya dilakukan guru sesuai dengan kebutuhan siswanya sebagai penyandang disabilitas. Misalkan di dalam kelas yang memiliki beragam anak berkebutuhan khusus yaitu tuna rungu, tuna grahita, dan down syndrom. Guru dapat menggunakan metode communication,task analisis ataupun direct intruction pada pembelajarannya. Dengan metode-metode tersebut guru berperan aktif dalam pembelajaran dengan mengajak anak untuk selalu berkomunikasi, memberikan kegiatan-kegiatan yang dapat mengembangkan potensi peserta didik dengan bantuan memberikan intruksi secara terus menerus ataupun memberikan contoh konkritnya sehingga siswa dengan ketiga perbedaan tersebut dapat menerima pembelajaran meskipun dalam satu kelas dengan perbedaan kebutuhan.

Pada dasarnya semua metode yang telah disebutkan diatas dapat digunakan pada semua jenis ABK. Namun hanya saja terdapat perbedaan pada teknik guru dalam menyampaikannya. Misalkan pada anak yang mengalami tuna rungu dan tuna grahita dengan menggunakan metode Promptsyang modelling.Maka guru akan memberikan contoh bagaimana cara memakai baju kepada siswa, tetapi guru akan lebih memberikan perlakuan lebih untuk anak penyandang tuna grahita daripada untuk tuna rungu karena kebutuhan lebih besar berada pada penyandang tuna grahita. Walaupun dalam penerapannya memang guru harus menyampaikan materi kepada siswa secara satu persatu dengan mendekati siswanya tetapi dengan adanya metode-metode tersebut sedikit banyaknya dapat memudahkan untuk menyampaikan pembelajaran di kelas.

Referensi:

Listanti, Rusia Eka. 2016. Metode Pengajaran yang Digunakan Guru di

Sekolah Dasar Inklusi Se-Kabupaten Bantul.Skripisi pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Geniofam. 2010. Mengasuh dan Mensuksesakan Anak Berkebutuhan

Khusus.Jogjakarta: Garailmu.

Sudrajat, Dian Nurdiani. Metode Pengajaran untuk Anak Berkebutuhan

Khusus.https://dianns21.wordpress.com/pgsd-unpas/abk/perihal/.

Diakses padatanggal 29 Maret 2017.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun