Mohon tunggu...
Mauliah Mulkin
Mauliah Mulkin Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

"Buku adalah sahabat, guru, dan mentor". Ibu rumah tangga dengan empat anak, mengelola toko buku, konsultan, penulis, dan praktisi parenting. Saat ini bermukim di Makassar. Email: uli.mulkin@gmail.com Facebook: https://www.facebook.com/mauliah.mulkin

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membesarkan Anak Tanpa Kekerasan

1 Mei 2014   21:00 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:58 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Ada dua jenis model pendekatan dalam mengasuh anak yang umumnya dikenal luas, yakni: pendekatan otoriter dan permissif. Otoriter adalah ‘serba tidak boleh’. Sedangkan permissif adalah ‘serba boleh’. Di antara kedua pendekatan yang ekstrem tersebut, ada pendekatan lain yang dikenal dengan istilah  ‘persuasif’. Pendekatan gaya persuasif masih terbilang langka yang melakukannya, karena untuk dapat mempraktekkan model pendekatan ini dibutuhkan ilmu pengasuhan serta ketrampilan dalam menerapkan secara serius teori-teori tersebut.

Di samping itu, memutuskan untuk bersikap persuasif terhadap anak, butuh keberanian  Karena dalam budaya timur kita, masih banyak yang beranggapan bahwa bersikap persuasif berarti mengibarkan bendera kekalahan. Sementara menurut paradigma lama, orangtua adalah penentu dan pembuat kebijakan yang sangat perlu untuk didengarkan dan dipatuhi.  Ditambah dengan dogma agama, bahwa manakala seorang anak tidak patuh pada orangtua, maka ia akan berdosa. Sehingga semakin lama posisi seorang anak semakin lemah di hadapan orang dewasa di sekelilingnya.

Padahal sesungguhnya jika kepatuhan seorang anak diarahkan dan dikelola sesuai proporsinya, maka akan melahirkan pemikir-pemikir ulung, inisiator hebat, ataupun penemu-penemu yang luar biasa.

Apabila pola interaksi (otoriter) ini terjalin dalam waktu yang lama, maka dapat diprediksi outputnya, yakni anak-anak akan kehilangan keberanian untuk mengemukakan pendapat, mematikan kreativitas, serta ketakutan dan kekhawatiran yang berlebihan untuk mencoba  hal-hal baru. Dan bentuk yang paling ekstrem adalah pemberontakan mereka terhadap segala aturan yang dibuat dan ditetapkan oleh orang dewasa. Demikian pula dengan yang terjadi dengan pola pendekatan permissif sebagaimana yang disebutkan sebelumnya. Ia akan melahirkan generasi yang tidak mengenal aturan atau norma-norma sosial di mana ia berada. Anak-anak dalam gaya pengasuhan permissif akan bebas melepaskan nafsu atau keinginannya sehingga berpeluang untuk menghancurkan diri dan masyarakat sekitarnya.

Baik lingkungan masyarakat ataupun lingkungan keluarga, keduanya berpotensi untuk melestarikan tindak kekerasan terhadap anak. Akan tetapi sebagai pilar yang pertama dan utama, tentu keluargalah yang  berperan sangat penting dalam meminimalkan dampak kekerasan terhadap anak-anak mereka. Karena sesungguhnya kendali terbesar dalam hidup ini adalah diri kita sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun