Musim Semi 2022 -- Gyeongju, Korea Selatan
Ke sinilah aku berlari dari kegelapan. Ketika sinar mentari tak lagi menerangi, aku bahkan tak peduli. Hanya bintang ... hanya cahaya bintang yang kunanti. Hingga malam menyelimuti, aku tetap tak menyadari. Ternyata, bintangku tak pernah kembali menghampiri. Aku rindu ... aku rindu bintangku.Â
Kebahagiaan hanya bertahan sesaat karena cahaya bintangku meredup dan tak pernah bersinar lagi. Orang yang kuanggap berharga pergi tanpa pernah pulang kembali. Ia adalah bintang yang kucintai, bintang yang selalu menerangi. Kini, hidup pun terasa tak berarti. Ia, sebut saja Polarisku. Kehilangan sosok yang sangat berarti, sama saja rasanya dengan mati.
Benakku terus mengarah pada masa itu. Aku tersentak ketika pak sopir mengerem secara tiba-tiba. Ternyata, kami telah sampai di tujuan akhir, Taman Nasional Gyeongju.
"Situs sejarah ini disebut Cheomseongdae. Menara ini merupakan observatori bintang yang didirikan pada masa kerajaan Silla."
Pandanganku teralihkan ketika melihat benda berkilau yang tergeletak di tanah, tidak jauh dari tempatku berpijak. Merasa tertarik, aku pun memungutnya.
Dwikkoji? motif bulan dan bintang ... kombinasi yang cantik.
Tanpa kusadari, segalanya menjadi gelap seketika.
***
Musim Semi 647 M -- Seorabeol, Silla
"Bu, apakah ia akan segera bangun?"
 "Ia pasti bangun, Nak. Byeol adalah gadis yang kuat. Kita berdoa saja."
Â