Mohon tunggu...
Maulana M. Syuhada
Maulana M. Syuhada Mohon Tunggu... lainnya -

Founder Tim Muhibah Angklung https://www.angklungmuhibah.id Buku: 40 Days in Europe (2007), Maryam Menggugat (2013), The Journey (2019)

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

The Journey: 1 - The Arrival

6 Maret 2019   08:25 Diperbarui: 15 Maret 2019   01:23 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi Rivan, begitulah ia biasa dipanggil, tidak pernah merasa rendah diri. Orangnya kalem dan bersahaja. Ia cukup fashionable. Topi oranye kesayangannya dibalikkan ke belakang dengan poni rambut yang sedikit menjuntai ala "stock on you" (ga tau ya, rambut "stock on you" kaya apa? Susah jelasin nya, googling aja ya! ^_^ ). Ia juga seorang yang humoris. 

Namun selera humornya terlampau tinggi, sehingga seringkali anak-anak tidak mengerti dan menganggapnya "garing", padahal menurut saya ia adalah seorang yang jenius. Ia bisa berbicara dalam bahasa apapun dan kepada siapapun, bahkan bahasa binatang sekalipun (emangnya Nabi Sulaiman).

 Walau seringkali keduanya tidak saling paham (Nah ini bedanya). Kalaulah ia diberi kesempatan untuk mengikuti SUCI (Stand Up Comedy Indonesia) di Kompas TV, saya cukup yakin ia belum tentu bisa memenangkannya, karena masih banyak komedian-komedian lain yang lebih lucu dan berpengalaman. (Ngomong naon sih urang teh, asa teu nyararambung kieu :D)

Dibalik penampilannya yang sederhana dan polos, Rivan punya percaya diri yang tinggi. Ia adalah salah satu pemain kendang di tim. Kendang adalah salah satu alat musik kunci dalam sebuah orkestra angklung. Ia yang menentukan ritme dan tempo lagu. Kendang hanya bisa dimainkan oleh orang yang percaya diri karena ia berpengaruh besar terhadap kesuksesan penampilan sebuah tim. 

Kesalahan ritme dan tempo pada kendang bukan hanya bisa merusak lagu tapi juga bisa mengacaukan penari. Karena gerakan penari senantiasa berpatokan pada ketukan Kendang. 

Beruntung kami memiliki tiga pemain kendang yang handal, Oi, Yohan dan Rivan atau dikenal dengan sebutan "Trio Detektif", begitu saya menamainya, terinspirasi dar novel detektif "Alfred Hitchcock and the Three Investigators". Apa hubungannya detektif dengan kendang. Ya daripada dinamai "Trio Macan", lebih tidak nyambung lagi.

Namun Rivan sering kali over-confident, apalagi dalam masalah bahasa yang merupakan skill kebanggaannya, seperti yang terjadi ketika kami mendarat di Bandar Udara Internasional Melbourne setengah tahun yang lalu. Waktu itu Rivan diberi tanggung jawab untuk mengangkut peti-peti angklung yang berukuran besar. 

Sementara semua anak sudah keluar dan menunggu di selasar terminal kedatangan, tim logistik bersama peti-peti angklung belum juga muncul dari balik pintu kedatangan.

Setengah jam, satu jam, 1,5 jam berlalu sudah, belum ada tanda-tanda kemunculan peti. Tiba-tiba Audi, gegedug tim perlengkapan, setengah berlari datang menghampiri.

"Gawat, Rivan ditangkep custom (bea cukai)!" ujar Audi kepada anak-anak yang menunggu di selasar.
"Hah, ditangkep custom?" tanya anak-anak.
"Maksudnya, diperiksa custom!" ralat Audi.
"Kok bisa?"
"Itu dia. Dia kan bawa troli yang isinya peti-peti angklung. Pas mau keluar, ditanya petugas custom."

"Any goods to declare?" tanya petugas bandara kepada Rivan.
"Sorry?" tanya Rivan berusaha memahai pertanyaan petugas.
"Any goods to declare?" petugas mengulangi pertanyaannya.
"What? Good? Yes.. yes.. good .. yes good!" jawabnya dengan senyuman lebar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun