Fitnah, cacian dan hinaan, tidak pernah reda menimpa Ahok sejak beliau maju menjadi calon wakil Gubernur di Pilgub DKI tahun 2012 hanya karena ia seorang non-mulsim dan dilahirkan sebagai etnis keturunan Cina. Namun itu semua tidak menyurutkan tekadnya untuk terus menjadi pelayan masyarakat. Ahok sudah banyak berbuat untuk Jakarta dan umat Islam. Tidaklah mengherankan ketika tangis pun pecah ketika beliau membacakan nota keberatan di persidangan. Berikut videonya.[1]
Seperti kata pepatah, air susu dibalas air tuba. Ia sudah banyak membela dan melayani umat Islam, namun masih saja ada sebagian kelompok yang memusuhinya, memfitnah, menghina, mencaci-makinya, hingga mendo’akan kecelakaan kepadanya. Alhamdulillah, atas kehendak-Nya, Ahok sampai saat ini sehat walafiat. Beliau juga tidak menjadi pundung, sakit hati dan kemudian mundur dari berjuang untuk membangun dan memperbaiki Jakarta. Saya menyarankan agar masyarakat menonton video persidangan Ahok agar dapat menilai secara lebih fair, ketimbang mendengar berita yang sepotong-sepotong.
Terkait perkataannya di Kepulau Seribu yang mengutip surat Al-Maidah ayat 51, ternyata di tahun 2008 Ahok pernah menulis buku dengan sub-judul “Berlindung di Balik Ayat Suci.” Jadi apa yang disampaikannya di kepulauan Seribu bukanlah hal yang baru. Ia sudah menuliskannya sejak delapan tahun yang lalu. Bahkan dalam salah satu ceramahnya, Habib Rizieq pernah berkata bahwa yang paling dikhawatirkan oleh Nabi SAW untuk menghancurkan umat Islam adalah Ulama yang menipu umat pakai ayat Al-Quran. Lihat videonya di sini.[2]
Berikut potongan nota keberatan Ahok di persidangan terkait surat Al-Maidah ayat 51:
Majelis Hakim yang saya muliakan. Ijinkan saya untuk membacakan salah satu Sub-judul dari buku saya, yang berjudul "Berlindungdibalik ayat suci" ditulis pada tahun 2008.Saya harap dengan membaca tulisan di buku tersebut, niat saya yang sesungguhnya bisa dipahami dengan lebih jelas, isinya sebagai berikut,
saya kutip :
Selama karir politik saya dari mendaftarkan diri menjadi anggota partai baru, menjadi ketua cabang, melakukan verifikasi, sampai mengikuti Pemilu, kampanye pemilihan Bupati, bahkan sampai Gubernur, ada ayat yang sama yang saya begitu kenal digunakanuntuk memecah belah rakyat, dengan tujuan memuluskan jalan meraih puncak kekuasaan oleh oknum yang kerasukan "rohkolonialisme".
Ayat ini sengaja disebarkan oleh oknum-oknum elit, karena tidak bisa bersaing dengan visi misi program, dan integritas pribadinya.Mereka berusaha berlindung dibalik ayat-ayat suci itu, agar rakyat dengan konsep "seiman" memilihnya.
Dari oknum elit yang berlindung dibalik ayat suci agama Islam, mereka menggunakan surat Almaidah 51. Isinya, melarang rakyat,menjadikan kaum Nasrani dan Yahudi menjadi pemimpin mereka, dengan tambahan, jangan pernah memilih kafir menjadi pemimpin. Intinya, mereka mengajak agar memilih pemimpin dari kaum yang seiman.