Mohon tunggu...
simaulss
simaulss Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat Lintas Ruang

Bercakap, Berjabat, Beramal

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Apa Salahnya ke Mana-mana Sendirian?

30 September 2021   22:36 Diperbarui: 3 Oktober 2021   12:45 914
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi, ini sama aja dengan orang yang sering kerja dari rumah semisal bisnis online, seminar online, mereka jarang keluar rumah. Sekalinya keluar rumah dan mandangin beragam kegiatan orang-orang, sekalipun riuh, meskipun terik, bisa jadi obat buat mereka. 

Karena itu pandangan yang jarang mereka dapati. U bisa coba trik ini, trik melakukan/melihat sesuatu yang belum atau jarang dialami kalo lagi bosen.

Oke. Setelah ngendarain 10 menit, motor pun aku parkir di restoran ini. Order, bayar, dan tunggu. Berangkat, jalan, nyampe aku sendirian. 2 dari dari 12 orang yang makan di tempat itu, aku dan si mas-mas bergaya freelancer editor makan sendirian. 

Sisanya berpasangan.  Liatnya ngenes? engga men. kita ga boleh selemah itu xixi meski ya pengen juga, tapi, jangan dulu. serius. Jangan banyak gaya dulu.

Poin tulisanku baru mulai di sini sebenarnya:
Selagi nunggu pesananku datang, aku japri temen buat datang. Dia ketawa "wkwkwk" begitu aku kabari kalo aku makan di luar sendirian. Sebenarnys teks"wkwkwk" ini punya dua makna: beneran tertawa atau mengasihani xixi. 

Dia heran aku seorang diri menyantap makanan di tempat umum begitu. Aku pun heran kenapa dia bisa sampe heran. Memangnya makan sendirian di luar aneh? Apa salahnya bujangan makan sendirian dikelilingi banyak pasangan?

 Menurut temenku ini, makan itu hiburan jadi harusnya ada temen bincangnya. No. makan itu, apalagi di tempat yang diidamkan dengan sajian khasnya, niat murninya itu untuk menyantap makanannya. 

Ngerasain lezat-nikmatnya. Tanpa diganggu siapapun. Menurutku, bisa saja fokus kelezatan makanan tadi teralihkan dengan obrolan topik. Kalau begini, harusnya mah makan di warteg, warkop atau burjo. Lagipula, makan sendirian itu bikin aura seseorang melambung. 

Kharismanya melesat, elegan, berwibawa. Gentle. Alasan utamanya karena orang ini sedang menunjukkan kepercayaan diri dan kemandiriannya berlipat-lipat. 

Dia ga bergantung ke siapapun, dia ga nunggu harus ada temen, harus ada yang nemenin, harus ada yang ajakin ngobrol biar ga planga plongo.

Big No. Pikiran itu ditepisnya. Tekadnya terlalu kuat untuk hambatan seperti itu. Ini pemandangan keren. Serius

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun