Mohon tunggu...
Maulana Ridwan
Maulana Ridwan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi UNJ

Seorang mahasiswa yang ingin lulus

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bagaimana Mengenali dan Mengembangkan Anak dengan Disabilitas Intelektual?

7 Juli 2021   01:06 Diperbarui: 7 Juli 2021   17:30 778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Intervensi yang dilakukan oleh sekolah seperti:

  • Menyediakan fasilitas yang lebih baik untuk anak disabilitas intelektual.
  • Peningkatan tenaga guru serta fasilitas yang diperlukan.
  • Memberikan kesempatan belajar melalui peningkatan pelayanan pendidikan khusus dalam jumlah maupun intensitasnya.
  • Peningkatan tenaga guru serta fasilitas yang diperlukan.

Intervensi yang dilakukan oleh masyarakat seperti:

  • Memberikan seminat atau psikoedukasi melalui media masa yang ditujukan kepada masyarakat agar sikap mereka kepada anak dengan disabilitas intelektual dapat berubah.
  • Menyediakan lapangan pekerjaan yang sesuai.
  • Meningkatkan penyesuaian sosial anak dengan disabilitas intelektual melalui pemberian keterampilan agar mampu melaksanakan kegiatan dasar seperti berpakaian, makan dan mandi maupun berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.

Organisasi (multidisiplin dan antar departemen)

  • Perlu adanya tim ahli yang terdiri dari dokter, psikolog, terapis bicara, pekerja sosial untuk bekerjasama dengan kepala sekolah dan guru dalam menghadapi anak dengan disabilitas intelektual.
  • Diperlukan pendekatan antar departemen yang mencangkup organisasi sosial selaku pelaksana penyelenggara pendidikan khusus.
  • Organisasi sosial diharapkan meningkatkan kemampuan, kesadaran, dan rasa tanggung jawab sosial masyarakat terhadap kesejahteraan penyandang cacat.
  • Perlunya didirikan sebuah sistem pendukung keluarga dengan anak berkebutuhan khusus.

Kami melakukan obsevasi dan wawancara pada salah satu SLBN di Jakarta dalam satu kelas dikelompokan dengan tingkatan disabilitas intelektual yang sama yaitu tingkatan ringan, pelaksanaan belajar dan mengajar dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Sekolah dan para guru menyesuaikan sistem pembelajaran dan juga pemberian tugas untuk para siswa, waktu belajar-mengajar dipersingkat karena fokus siswa dengan disabilitas intelektual memiliki tingkat fokus yang rendah. untuk mempermudah siswa pembelajaran sekolah daring dilakukan dengan video call melalui aplikasi whatsapp tugas yang diberikan adalah tugas yang sederhana berkaitan dengan aktivitas sehari-hari, materi yang diajarkanpun beragam mulai dari matematika, bahasa, kesenian, agama, dll. 

Setiap pertemuan kelas merupakan evaluasi dari tugas pertemuan sebelumnya hal itu dilakukan untuk melatih kapasistas memori para siswa, mereka diminta untuk menjawab tugas yang sebelumnya telah mereka kerjakan. selain itu tugas yang diberikan diselingi dengan pertanyaan-pertanyaan sederhana mengenai aktivitas yang telah dilakukan siswa dan diminta untuk menceritakannya hal ini berkaitan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa, adapun untuk meningkatkan kemampuan berpikir abstrak guru memberikan tugas yang sebenarnya untuk para siswa memahami konsep hitungan angka dibawah 20 dengan gambar sayuran atau buah sehingga para siswa lebih mudah untuk memahami hal tersebut.

Jadi dibutuhkan asesmen dari profesional terlebih dahulu untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki anak untuk selanjutnya diberikan intervensi dari orang terdekat dan dukungan keluarga serta dengan penanganan yang tepat anak dengan disabilitas intelektual dapat berkembang dengan baik juga sehingga mereka mampu untuk melakukan aktivitas sehari-hari dengan sendiri atau bahkan mendapatkan kesempatan bekerja dalam bidang yang tepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun