Serangan yang dilakukan oleh kelompok "Jihadis ISIS" melukai setidaknya 20 orang, dan menewaskan 4 orang lainnya di Kota Wina.
Sebuah serangan terjadi di Kota Wina pada Senin malam (2/11) waktu setempat. Dari laporan Reuters, serangan tersebut terjadi sesaat sebelum jam malam diberlakukan oleh pemerintahan Austria dalam penanganan Covid-19 di enam tempat yang berbeda, setidaknya serangan tersebut melukai 20 orang.Â
Serangan tersebut dilakukan oleh dua orang menggunakan senapan otomatis dan menembaki bar yang penuh dengan kerumunan di depan sinagog kota Wina.
"Austria selama ini tidak pernah menjadi sasaran dalam teror-teror seperti yang terjadi di negara lain, misalnya di London, Paris, Berlin dan sebagainya.", ujar Kanselir Austria Sebastian Kurz.Â
Setelah serangan tersebut, polisi meminta masyarakat untuk berlindung di dalam rumah. Polisi juga menutup sejumlah tempat-tempat bersejarah di Wina untuk menghindari serangan di tempat-tempat lain.Â
Dalam kasus teror yang terjadi di Wina, polisi sempat menembak mati seorang "jihadis" karena melakukan perlawanan.
Menurut penjelasan Menteri Dalam Negeri, Karl Nehammer. "Jihadis" yang ditembak mati bernama Kujtim Fejzulai, ia pernah dipenjara selama 8 bulan dari tuntutan 22 bulan penjara karena berusaha pergi ke Suriah.
Fejzulai mendapatkan potongan masa tahanan karena mengikuti program deradikalisasi yang dilakukan oleh pemerintah dan bersedia mengabdi untuk masyarakat. Saat dilakukan penyelidikan, Fejzulai memiliki kewarganegaraan ganda Austria dan Makedonia Utara.Â
Sementara itu, polisi masih memburu satu orang penyerang yang berhasil kabur. Keamanan juga ditingkatkan di berbagai tempat dengan menurunkan 1000 anggota kepolisian. Pemeriksaan di batas-batas negara ditingkatkan untuk mencegah pelaku kabur ke negara lain.Â
Pada hari berikutnya, sekolah diminta meliburkan peserta didik agar tidak ada kejadian yang tidak diinginkan berulang kembali serta pemerintah mengumumkan tiga hari berkabung untuk peristiwa penembakan tersebut.
Pihak kepolisian juga mengumpulkan bukti-bukti berupa video yang diunggah oleh masyarakat ke media sosial untuk menganalisis pelaku penyerangan pada Senin malam (2/11).
Negara-negara yang berbatasan dengan Austria seperti Jerman dan Swiss meningkatkan keamanan di daerah perbatasan dan juga melakukan pengecekan secara acak di berbagai tempat guna melacak jaringan penyerangan tersebut.
Sementara laporan dari The Guardian menyebutkan, tragedi penembakan tersebut setidaknya melukai 20 orang dan membuat 5 orang lainnya meninggal. 5 orang tersebut diantaranya 2 orang pria, 2 orang wanita dan 1 pelaku penembakan.
Ucapan bela sungkawa atas kejadian penembakan tersebut mengalir deras dari berbagai belahan dunia dan juga tokoh penting seperti Donald Trump dan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel Al-Jubeir.Â
Tindakan teror ini juga menuai kecaman keras dari berbagai pihak, salah satunya imam masjid Kota Wina, Salim Mujkanovic.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H