Mohon tunggu...
Resa Maulana Wijanarko
Resa Maulana Wijanarko Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atmajaya Yogyakarta

Gamer, Fotografer, Video Editor. Belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Sama tapi Beda, Jurnalisme Online dan Jurnalisme Multimedia

15 September 2020   13:09 Diperbarui: 21 September 2020   16:13 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Sam McGhee on Unsplash 

Sekilas Jurnalisme Online dan jurnalisme multimedia memiliki kesamaan, yaitu terhubung melalui internet. Setelah melihat kesamaan yang ada, kita akan disuguhkan untuk melihat perbedaan dari Jurnalisme online maupun Jurnalisme multimedia.

Menurut perkembangannya, jurnalisme online di indonesia berkembang sejak berpuluh puluh tahun yang lalu. Menurut Adzkia (2015), dalam jurnalnya yang berjudul Praktik Multimedia dalam Jurnalisme Online di Indonesia. Dalam penelitiannya, internet sudah cukup berkembang di Indonesia, argumen tersebut dibuktikan dengan survei yang dilakukan oleh APJI (Aliansi Penyedia Jasa Internet), pada  tahun 2014 sebanyak 252 juta rakyat indonesia sudah menggunakan internet.

Jauh sebelum itu, pada sekitar tahun 1990-an Onno W Purbo memanfaatkan mailing list yang dimanfaatkan untuk bertukar informasi. Mailing list menjadi cikal bakal hadirnya internet di Indonesia. Tahun - tahun setelahnya, tepatnya pada 1996 muncul media di Indonesia yang memanfaatkan internet untuk menyebarkan informasi, media tersebut adalah Detik.com dan Tempo.

Jurnalisme Online

Jurnalisme Online merupakan sebuah kegiatan jurnalistik yang diprduksi dan didistribusi melalui bantuan internet, pendistribusian informasi tersebut melalui World Wide Web kemudian nantinya akan disalurkan ke laman dari media tersebut. Menurut Deuze (2001), menjelaskan bahwa terdapat sebuah perbedaan antara Jurnalisme online dan Jurnalisme multimedia. Walaupun sama sama menggunakan internet namun perbedaan tersebut terlihat dalam penyampaian tulisan, jurnalisme online hanya berfokus pada penyampaian berita, sedangkan jurnlisme multimedia menghubungkan beberapa aspek di dalamnya agar cerita bisa lebih hidup.

Deuze juga mengatakan bahwa ada beberapa lingkup di dalam Jurnalisme online, untuk mengetahuinya simak penjelasan di bawah berikut.

  1. Lingkup editorial, lingkup editorial meliputi tulisan hingga situs publik. Editorial maksudnya adalah artikel yang disampaikan oleh seorang jurnalis meliputi tulisan maupun gambar, sedangkan situs publik adalah cara komunikasi langsung kepada pembacanya.
  2.  Situs terbuka dan Situs tertutup, maksud dari situs terbuka adalah pembaca dapat memberi komentar, membagikan kepada orang lain tanpa harus melalui persetujuan dari pihak media. Sedangkan untuk situs tertutup pembaca tidak bisa leluasa memberi komentar, maupun membagikan artikel tanpa izin dari pihak editor.

Ada beberapa jenis jurnalisme online, namun kita perlu mengetahui dari seorang yang ahli di bidangnya seperti Deuze untuk menjelaskan, mari ktia simak penjelasannya.

  1. Situs berita populer, situs media yang sering kita dengar atau terkenal di kalangan banyak orang seperti Kompas, CNN, Detik dan masih banyak lainnya. Konten yang diproduksi biasanya tidak memiliki banyak perbedaan antara cetak maupun versi digitalnya.
  2. Kategori dan Indeks, beberapa media mengoptimalkan pencariannya menggunakan aplikasi penelusuran seperti Yahoo maupun Google untuk
  3. Meta and Comment Sites, situs media yang dikaitkan untuk mencari masalah secara umum. Situs ini diciptakan untuk menjadi pengawas media agar tetap di jalan kebenaran.
  4. Situs diskusi, situs ini diciptakan untuk memunculkan diskusi publik dalam membicarakan suatu isu, tempat bercerita maupun menyuarakan keluh kesah yang dirasakan.

Setelah mengetahui beberapa jenis dan lingkup dari jurnalisme online, kita akan 

Jurnalisme Multimedia

Sedangkan menurut Deuze (dalam, Hasfi, 2004), terdapat dua definisi multimedia. Pertama presentasi menggunakan lebih dari dua format media, seperti audio, visual, teks, musik, foto bergerak dan diam, animasi grafis. Kedua presentasi terintegrasi dari berbagai media seperti website, koran, televisi maupun audio. Adanya perubahan ini juga mempengaruhi proses produksi berita pula, pada awalnya proses produksi berita terpisah pisah secara divisi, kemudian akan disatukan melalui editor. Namun dengan adanya multimedia ini produksi berita di redaksi dapat saling bertigrasi,

Berkembangnya jurnalisme multimedia ini dinilai Deuze (dalam Widodo, 2019) bertujuan untuk menarik pembaca dengan  cara yang menarik dan informatif. Dalam penjelasannya terdapat beberapa perubahan dalam peliputan berita. 

Awalnya standup dilakukan oleh jurnalis cetak di depan kamera. Kedua, pembuatan foto-foto berita yang tidak bisa dimasukkan ke dalam media cetak karena sudah memiliki bagian sendiri sendiri. Ketiga, menulis ringkasan berita untuk mendapatkan perhatian pembaca.

Keempat, terdapat kolaborasi dengan banyak media untuk melakukan suatu liputan, seperti liputan investigasi, hasil dari liputan tersebut berbeda dari tiap media. Kelima, redaksi multimedia terbentuk dari jurnalis dari media cetak, online, maupun penyiaran untuk mengintegrasikan berita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun