Akar Industri Pertahanan Indonesia
Sesuai dengan Pasal 1 Ayat 1 UU No.16 Tahun 2012 Tentang Industri Pertahanan menyatakan bahwa “…industri pertahanan adalah industri nasional yang terdiri atas badan usaha milik negara dan badan usaha milik swasta baik secara sendiri maupun berkelompok yang ditetapkan oleh pemerintah untuk sebagai atau seluruhnya menghasilkan alat peralatan pertahanan dan keamanan, jasa pemeliharaan untuk memenuhi kepentingan strategis di bidang pertahanan dan keamanan yang berlokasi di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.” (UU No 16 Tahun 2012, n.d.).
Berangkat dari hal itu, Indonesia sudah sepatutnya memiliki industri pertahanan yang kuat sebagai pemenuhan alat pertahanan dan keamanan negara salah satunya adalah PT Pindad. PT Pindad merupakan salah satu perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang memiliki fokus pada industri pertahanan Indonesia terutama dalam bidang pembuatan produk-produk militer dan komersial.
Tulisan ini akan membahas mengenai seberapa sukses PT Pindad dalam pemenuhan alat pertahanan dan keamanan dan peran PT Pindad dalam kegiatan global, serta permasalahan yang dihadapi oleh PT Pindad.
PT. Pindad Dalam Pemenuhan Alat Pertahanan dan Keamanan
Sebagai salah satu industri pertahanan yang dimiliki Indonesia, PT Pindad mempunyai visi yaitu menjadi produsen alat pertahanan terkemuka di Asia melalui upaya inovasi produk dan kemitraan strategis (PT. Pindad (Persero) , n.d.).
Menurut penulis, upaya PT Pindad untuk menjadi produsen pertahanan terkemuka di Asia sejatinya sudah tercapai dengan produk-produknya yang luar biasa dan tidak kalah hebat dengan produk lain dari luar negeri. Hal ini dapat dibuktikan dengan beberapa rentetan produk Pindad yang berhasil mendunia, yaitu Senapan Serbu SS-2 dan Senapan Penembak Runduk SPR-2.
Selain memproduksi senapan, PT Pindad juga memproduksi kendaraan khusus atau taktis untuk bertempur, salah satu varian terbarunya adalah kendaraan taktis yang diberi nama Maung.
Sebelumnya PT Pindad juga telah memproduksi jenis kendaraan taktis, yaitu jenis kendaraan taktis Komodo dan Panser Anoa. Kendaraan taktis tersebut telah eksis dalam kancah internasional, yaitu keikutsertaan dalam misi perdamaian dunia PBB di berbagai negara konflik seperti Lebanon, Afrika Tengah, dan Sudan (Bramasta, 2022).
PT Pindad Dalam Kegiatan Global
Selain pemenuhan kebutuhan militer di dalam negeri, PT Pindad juga aktif dalam keikutsertaanya pada skala yang lebih luas, yaitu kegiatan ekspor. Tercatat PT Pindad mengekspor 7.300 butir peluru kaliber 7.62x51 dan bahan peledak sebanyak 4.030 unit ke Thailand (PT. Pindad (Persero) - Pindad Ekspor Munisi Dan Explosives Materials, n.d.).
Kegiatan ekspor bukan menjadi hal baru bagi Pindad karena Pindad telah melakukan kegiatan ekspor dimulai pada tahun 2006 ke beberapa negara, contohnya mengekspor senapan serbu untuk negara Kamboja dan Nigeria, mengekspor amunisi ke negara Malaysia dan Australia untuk penanganan huru-hara, dan beberapa negara di kawasan Asia Tenggara lainnya.
Tidak hanya pada kegiatan ekspor, PT Pindad juga berhasil mencatatkan namanya dalam sejarah perdamaian dunia karena keikutsertaan produk PT Pindad, yaitu Panser Anoa dalam misi perdamaian PBB yang telah terhitung sejak tahun 2010. Atas keberhasilan tersebut saat ini Panser Anoa tersebar di beberapa kawasan seperti di UNAMID, Sudan dengan jumlah 24 unit, UNIFIL, Lebanon 20 unit, MINUSCA, Afrika Tengah 4 unit, dan MONUSCO, Kongo 20 unit.
Pencapaian tersebut membuktikan bahwa Indonesia melalui PT Pindad berusaha menunjukan wibawanya bukan hanya dalam produksi persenjataan, tetapi juga keberlangsungan perdamaian dunia. Hal ini sangat sesuai dengan kebijakan politik luar negeri Indonesia yang bersifat bebas aktif.
Permasalahan Industri Pertahanan Indonesia
Indonesia memiliki potensi yang cukup besar untuk dapat mengembangkan perindustrian pertahanan. Hal itu dibuktikan dengan pencapaian PT Pindad dalam melaksanakan pemenuhan alat pertahanan dan keamanan serta berlangsungnya kegiatan ekspor yang sudah berjalan. Namun, masih terdapat banyak kendala dan tantangan yang harus dihadapi oleh pemerintah Indonesia dan hal ini membuat Indonesia sulit untuk mengembangkan atau menciptakan produk militer yang lebih canggih untuk dapat bersaing di pasar global.
Solusi yang ditawarkan oleh penulis terhadap kendala tersebut adalah pemerintah Indonesia harus siap dan sedia dalam mendukung industri lokal karya anak bangsa salah satunya adalah PT Pindad. Dukungan yang paling berarti untuk masa depan industri seperti PT Pindad adalah pemberdayaan yang menyeluruh.
Pemberdayaan yang menyeluruh di sini adalah memberdayakan setiap elemen maupun faktor-faktor penting penunjang kebangkitan industri. Contohnya adalah memberdayakan pekerja asli Indonesia karena selama ini yang penulis ketahui bahwa, Indonesia seperti kurang percaya diri ketika mengandalkan tenaga asli Indonesia. Padahal jika dibandingkan, tenaga kerja asli Indonesia juga dapat bersaing dengan tenaga asing.
Kemudian satu hal lainnya yang penting bagi pemberdayaan industri lokal adalah pengalokasian pendanaan. Pendanaan yang baik akan menciptakan hasil yang baik karena semacam industri PT Pindad yang bergerak dalam bidang pertahanan dan keamanan sangat membutuhkan yang namanya program penelitian dan pengembangan dengan tujuan meningkatkan kualitas dari produk yang dihasilkan kedepannya.
Langkah-langkah tersebut diharap mampu memberikan perkembangan yang positif bagi industri pertahanan Indonesia untuk menjadi industri pertahanan yang mandiri dan terpercaya di mata dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H