Hati ini separuh, sebelahnya tertimbun sepi
hari hari ramai dengan kesepian
waktu berjalan menghasilkan nilai kosong
detak jatung disebelah penanda hidup
sebelahnya telah mati ditelan hampa.
Akal sempat bernegosiasi dengan khayalan
gencatan berfikir mencoba diajukan
namun, itu tak berguna...
khayalan berlalu menolak keras ide tersebut
akalpun hanya tersipu setres
lambat laun mengeluarkan film kekesalan.
Memang, hati melekat dijiwa raga
jiwa raga tak tahu lokasi kelas hati
memanggil nafsu untuk menemukan
hanya membuat marah sang hati
pertarungan hati dan nafsu tak terhentikan
perkelahian bernilai sama, babak akhir
manusia mendukung penuh serangan nafsu
berakhir, sang hati terluka dan robek separuh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!