Sekejap saja hidupnya
tak lama, ditelan bumi setelahnya
Kian, merasa abadi
melupakan Sang Pencipta semesta
meninggikan diri setinggi langit
pujian demi pujian ingin ia terima
bagai air lautan yang mengalir tanpa henti
Makhluk mana lagi
jikalau bukan terakui kemuliaannya
namun sayangnya, hati yang jernih
tak lama, mengalami gerhana bulan
Tertutup kecerahan
kegelapan sumber kejahatan
melupakan posisi sebagai makhluk yang mulia
bertukar menjadi buas yang berbahaya
Hanya karena mulut yang tak menyentuh
nyawa hilang, sekejap saja
akal tak lagi bekerja
nafsu mengendalikan jiwanya
lupa dia sebagai posisinya
kata maaf, bukan untuknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!