Tetesan air lama lama membekas,
secara perlahan terlihat hasilnya,
walau terlihat lembut nan halus,
bekas tetesan yang merintih kian melukai.
Hanya berkisah sebuah air,
setetes lama lama meninggalkan luka,
menggambarkan dosa manusia,
secara perlahan lahan membesar.
Tidaklah wujud air itu berbohong,
maka tidak pula dosa itu tidak ada,
bagaimana sebuah cinta bisa muncul,
sedangkan ia tak terlihat seperti dosa.
Setetes menandakan sedikit saja,
maka jika seratus tetesan akan lebih besar,
bagaimana pula jika seperti air mancur yang terus mengguyur,
adakah yang bisa jelaskan untuk menghilangkan bekasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2HBeri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!