Mohon tunggu...
Isma MaulanaIhsan
Isma MaulanaIhsan Mohon Tunggu... Politisi - Ketua Forum Rebahan Nasional

Mahasiswa gabut.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kenang-Kenangan dari Serdadu, Lesat Maju Tak Gentar Tak Ragu

1 Agustus 2024   18:00 Diperbarui: 1 Agustus 2024   18:03 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Tentara yang sedang melakukan latihan.dokpri diolah dengan AI

Awalnya, saya menganggap ini adalah arena pertempuran, sebelum seorang tentara berujar, "tenang ini latihan" akhirnya saya bisa kembali duduk tenang. Jujur, kami kaget dengan serangan tiba-tiba, senjata-senjata kembali dikokang, siap menembak siapapun yang tadi menyerang kami.

Di tengah latihan tentara yang sibuk menembak dan mengokang, saya menyaksikan para serdadu itu satu-satu, sungguh: para serdadu tidaklah jauh berbeda, tak peduli perwira, bintara atau tamtama semua tetaplah tentara yang peduli pada masyarakatnya, yang cinta pada tanah air dan negaranya. Seperti kata Iwan Fals, luntur dan tegaknya keadilan negeri pertiwi, para serdadu harus tahu pasti.

Saya yakin apa yang mereka lakukan semata-mata merupakan suatau upaya dalam membantu, mengayomi dan mempertahankan tanah air kita. Meski kerap para serdadu ini dihadapkan dalam persoalan HAM, bagi saya yang baru saja menyaksikan bagaimana getirnya suasana yang penuh ledakan dan suara tembakan penempatan persoalan HAM ialah sesuatu yang lain.

HAM itu perlu, karena ia menyangkut tentang harkat martabat dan hak dasar kita sebagai manusia, tetapi dalam keadaan mendesak ada sesuatu yang lebih penting yakni menyelamatkan dari keburukan. Jika mengutip pada dalil yurispuridensi Islam, barangkali asas yang muncul adalah dar'ul mafashid muqaddam ala jalabil masholih.

Dalam suasana peperangan sebagaimana di Papua misalnya, kita tak pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi di lapangan. Memang saya yakin, beberapanya momen tak diceritakan secara jujur oleh tentara dengan alasan satu dan lain hal, tetapi banyak hal yang pula diceritakan secara jujur oleh mereka.

Urusan HAM yang kerap dipermasalahkan memang suatu keniscayaan sebagai bentuk keseriusan kita dalam menerapkan kehidupan demokratis, tetapi ada sesuatu yang lebih urgen dari itu yakni mempertahankan keselamatan diri terlebih dahulu. Namun, para serdadu ini memiliki tanggung jawab lebih yakni turut serta mempertahankan warga dan negaranya.

Terakhir, saya berdoa semoga para tentara kita yang gagah perkasa, yang seperti peluru, semoga jatah prajuritnya tidak dikentit, semoga mereka bisa tetap melaju dan melesat tak ragu, tak takut kepada apapun selain takut kepada ketidakjujuran, ketidakadilan dan ketidakbenaran. Semoga serdadu kita kuat dalam menahan syahwat agar ibu pertiwi tetap sudi melihat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun