Selain itu kami juga melanjutkan obrolan sambil menuju parkiran, sembari berjalan, “teman saya pun mengatakan, mungkin hari ini lagi ada wawancara jadi tutup lebih awal, karena sejak tadi pria yang barusan mengobrol dengan kami tampak sibuk bercengkrama dengan beberapa orang yang mengikutinya, (mungkin dia Gusmen Heriadi, nama yang banyak tertanda di tiap lukisan, atau mungkin ia pemilik lukisan indah tadi, perempuan dengan gaun merah muda beserta senjatanya)”. “Saya pun belum tahu pasti dan menjawab, mungkin ia pelukisnya, karena terlihat sekilas oleh saya, tadi ada kaos bergambar pria dengan kacamata dan topi Flat Cap, mirip dengan dia.
Sampai pada parkiran, saya pun langsung menyalakan motor dan mengajak teman saya ke alun-alun kidul (selatan keraton), dan lanjut menikmati malam Kota Yogyakarta, setiba di sana kami langsung menikmati dan sempat menaiki becak hias dengan lampu warna-warni dan design pedal juga setir persis mobil sungguhan, sambil bermain dan menyetir, kami merapalkan perjalanan hari ini, mulai dari menikmati lukisan di utara keraton, sampai pada alun-alun selatan dengan tawa dan canda girang, nyaris terjadi hal yang tidak di inginkan, semua itu cukup menjadi pelajaran bagi kami. Apa pun itu, hari ini adalah malam tentang lukisan perempuan bergaun merah dengan moncong senjata yang mengintip ke luar dari samping, adalah lukisan Gusmen Heriadi, dengan bakat seni melukis yang ada pada dirinya, ia memberi tema pameran yang tertulis di depan gallery dengan ukiran dua kaki manusia. (7-30 November, Belum Selesai). Yogyakarta, 30 November 2021.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI