Mohon tunggu...
MAULANA HABIBI
MAULANA HABIBI Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Maulana Habibi Pelaihari, Kalimantan Selatan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Penginderaan Jauh dalam Perspektif Filsafat Sains Berdasarkan Buku "Penginderaan Jauh: Pengantar ke Arah Pembelajaran Berpikir Spasial"

17 April 2024   20:03 Diperbarui: 17 April 2024   20:08 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Artikel ini menjelaskan bagaimana penginderaan jauh menjadi salah satu disiplin ilmu yang relatif baru jika dibandingkan dengan disiplin ilmu lainnya. Eksistensi Penginderaan Jauh dalam struktur keilmuan sendiri banyak diper debatkan oleh berbagai pihak baik di kalangan internal geograf maupun di luar geograf. Bahkan hingga kini masih banyak para geograf yang menganggap Penginderaan Jauh hanya sebagai alat (tools), bukan sebagai sebuah disiplin ilmu ataupun sub disiplin ilmu dalam geografi. 

Banyaknya karya ilmiah dalam bidang penginderaan jauh belum diimbangi oleh wacana filsafat keilmuan penginderaan jauh, sehingga penginderaan jauh sebagai sebuah disiplin ilmu belum kokoh secara filsafati. Untuk memahami posisi keilmuan tersebut, penginderaan jauh dapat dilihat secara ontologis, epistemologis, dan aksiologis. 

  • Ontologi sebagai cabang filsafat adalah ilmu yang berisi pembahasan tentang realitas apa, dari jenis dan struktur objek, properti, peristiwa, proses dan hubungan di setiap wilayah realitas (Bhatta, 2013). Oleh karena itu, ontologi penginderaan jauh terutama menekankan pada penyelidikan tentang keberadaan atau kenyataan melalui gambar (citra) sebagai rekaman pantulan (pancaran) gelombang elektromagnetik. Kajian ontologis terhadap penginderaan jauh berarti membicarakan hakikat penginderaan jauh. Hakikat penginderaan jauh apakah merupakan ilmu atau bukan hingga kini masih masih menjadi bahan perdebatan. 
  • Epistemologi membicarakan objek (yang dipikirkan), cara memperoleh pengetahuan dan ukuran kebenaran (pengetahuan). Penginderaan jauh dilihat dari sudut pandang epistemologis berarti membicarakan tentang metode penginderaan jauh dalam hal mencari kebenaran objek. Sebagai sebuah ilmu penginderaan jauh harus mempunyai metode yang dapat dipertanggungjawab kan secara ilmiah. Metode ilmiah yang mencakup disain, cara perolehan data, cara menguji ketelitian, cara menganalisis, dan cara menarik kesimpulan berdasarkan logika deducto verifikasio. 
  • Secara istilah, aksiologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat nilai yang ditinjau dari sudut kefilsafatan. Dengan demikian, aksiologi adalah studi tentang hakikat tertinggi dari nilai-nilai etika dan estetika. Kajian aksiologis penginderaan jauh berarti mengkaji tentang nilai kegunaan dari penginderaan jauh terhadap kehidupan manusia. Penginderaan jauh sebagai sebuah disiplin ilmu harus dapat memberikan makna dan kegunaan dalam rangka pembangunan manusia untuk mencapai kesejahteraan.

Suatu bidang pengetahuan dapat dinyatakan sebagai ilmu jika memiliki landasan ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Penginderaan jauh menurut beberapa ahli memiliki landasan tersebut, sehingga penginderaan jauh merupakan ilmu.

 

Ditulis oleh: Maulana Habibi (mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat, program studi Geografi) 

Dosen pengampu mata kuliah: Dr. Rosalina Kumalawati. M.Si. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun