Mohon tunggu...
Danny Maulana
Danny Maulana Mohon Tunggu... -

Full time Video Journalist, Broadcaster, Photoholic, Half Time Reader, Words Collector, Movie Geek, Intergalactic Voyager and Dream Catcher.\r\n\r\nSekedar catatan: www.maulanadanny.wordpress.com\r\n\r\nJurnal wisata: www.dannioo.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kejutan di pagi hari

25 September 2011   10:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:38 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalimalang, Jakarta Timur. 05.30 WIB

Ini hari ke tujuh Siti ada di Jakarta. Pergi dari Tegal ke ibukota yang katanya keras memang berat. Apalagi harus meninggalkan ayah dan ibunya yang kerja sebagai petani di sawah milik juragan dari kota. Kasihan Aisyah dan Mahmud. Biasanya, Siti yang menyiapkan sarapan dan seragam kedua adik kecilnya setiap pagi sebelum berangkat sekolah. Membersihkan rumah sambil menjaga warung kopi kecil di depan rumah dan menyiapkan makan siang untuk bekal istirahat ayah ibunya di sawah. Mengingat kembali ilmu yang pernah ia pelajari dulu ketika membantu kedua adiknya mengerjakan PR di sore hari.

Siti baru berumur 16 tahun. Ia hanya lulus madrasah setingkat SMP. Ia tidak melanjutkan sekolah meskipun orang tuanya tidak memaksanya berhenti. Ia sadar sebagai gadis desa, pendidikan tinggi tidak terlalu penting. Selama ia pandai menghitung dan mengatur uang belanja dan bisa memasak banyak makanan enak, masa depannya akan terjamin. Setidaknya itu yang ia pikirkan.

Tapi Tuhan sedang menguji keimanan Siti tahun ini. Panen ayah dan ibunya hampir gagal diserang ulat bulu yang entah dari mana asalnya menyerang hampir semua sawah di desa dan seluruh Tegal dan terus menuju ke Cirebon. Padi-padi keemasan yang dua hari lagi siap dipanen rusak. Warung kopinya mulai jarang dikunjungi pelanggan karena semua orang sibuk membersihkan rumah dan enggan gatal-gatal karena ulat bulu. Benar-benar tahun yang berat buatnya karena keuangan keluarga mulai menipis. Saat itulah ia dengan berat hati minta ijin ayah dan ibunya untuk ikut Sumiati ke Jakarta. Dan disini lah ia sekarang. Tinggal bersama Sumiati di rumah petak kontrakan kecil dan kerja di kios buah-buahan segar di pinggir jalan Kalimalang, Jakarta Timur bersama Sumiati.

***

Namanya Jakarta, muazdin belum mengumandangkan adzan subuh saja jalanan sudah berisik suara motor dan mikrolet. Apalagi di Kalimalang yang jadi pintu penghubung Bekasi dan Jakarta. Jalur dua arah selebar 12 meter itu dijamin selalu padat meskipun hari libur nasional sekalipun. Dan pagi ini bukan hanya berisik suara motor dan mikrolet saja yang harus dihadapi. Ia harus hujan-hujanan ke lapak jualannya dan sesekali menghindari becek yang masih menggenangi ruas jalan akibat meluapnya sungai Kalimalang karena hujan deras semalam. Sialnya, pagi itu bukan hanya genangan air dan Lumpur yang mengotori lapak jualan Siti, juga ada sesosok tubuh yang terbaring kaku dan membengkak di bawah lapak jualan. Pagi itu, Siti menjerit sekuat-kuatnya merobek redup cahaya pagi. Tiba-tiba semua menjadi gelap dan terdengar bunyi keras suara tubuh jatuh ke tanah.

Danny Maulana, Jakarta 24-25 September 2011

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun