Mohon tunggu...
Maulana Abdul Aziz
Maulana Abdul Aziz Mohon Tunggu... Desainer - Universitas Ahmad Dahlan

my name is Maulana, i was a collage student at Ahmad Dahlan University, i work part time as a barista, i like to make music, drawing, and drink coffee.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Maraknya ROJALI (Rombongan Jarang Beli) di Kedai Kedai Kopi Yogyakarta

22 Juli 2024   01:51 Diperbarui: 22 Juli 2024   02:53 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Yogyakarta terkenal dengan sebutan kota pelajar, dikarenakan banyaknya pusat pusat pendidikan yang  berdiri di kota ini. Hal ini tentu menjadi lahan subur untuk perkembangan bisnis kedai kopi. Menurut data Komunitas Kopi Nusantara, di daerah Yogyakarta sudah tercatat lebih dari 3000 kedai kopi yang tersebar di wilayah ini. 

ROJALI (Rombongan Jarang Beli)

Dari banyaknya kedai kopi di Jogja tidak luput dari berbagai jenis pelanggan yang berkunjung, salah satunya adalah rojali. Rojali atau rombongan jarang beli adalah istilah yang digunakan kepada orang yang sering berkunjung ke kedai kopi tetapi tidak memesan apapun, namun hanya duduk saja dan menikmati wifi gratis. Mereka biasanya berkelompok dan berlama lama menetap sehingga menghabiskan space untuk tempat duduk. 

“Rojali didominasi oleh oknum oknum mahasiswa yang sering melakukan diskusi di sebuah kedai kopi”, ujar Agus Arya salah satu pemilik kedai kopi di Yogyakarta. 

Ia juga menjelaskan ciri ciri rojali dalam melakukan aksinya yaitu satu orang datang kemudian berkembang biak menjadi banyak

"Ciri-ciri dari rojali ini adalah datang sendiri atau berdua dan berkembang biak menjadi banyak," ujar Agus Arya.

Mirisnya lagi mereka terkadang membawa makanan dari luar seperti es teh dan cilor, sampahnya ditinggalkan begitu saja diatas meja.

Merugikan sebuah kedai kopi

Fenomena rojali tentunya akan merugikan sebuah kedai kopi, sudah banyak pengusaha coffee shop yang mendapat keresahan dari rombongan ini. Biaya operasional kedai kopi cukup besar seperti sewa tempat, gaji karyawan, supply bahan, wifi dan lain sebagainya. 

Misalkan ada satu meja dipenuhi oleh 10 orang dan nongkrong berjam jam, sedangkan yang memesan hanya berdua tentu akan merugikan, karena  rombongan tersebut menyebabkan keterbatasan tempat, penggunaan colokan dan jaringan wifi. 

Ditambah lagi mereka melakukan rapat atau diskusi dengan suara yang lantang membuat pelanggan lainnya menjadi terganggu. Fenomena rojali dapat membuat sebuah kedai kopi tidak jalan dan jika dibiarkan maka bisnis kopi bisa mati atau mengalami penurunan omset.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun