Mohon tunggu...
Maulana Anwar Sidik
Maulana Anwar Sidik Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai mahasiswa Sastra Inggris di Universitas Negeri Semarang, saya memiliki minat yang tinggi terhadap bahasa dan sastra. Saya pernah mengikuti program Pertukaran Mahasiswa Merdeka Angkatan 4 di Universitas Negeri Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Kunjungan Kebinekaan: Mengulik Sejarah di Setiap Sudut Benteng Rotterdam

19 Juli 2024   02:55 Diperbarui: 19 Juli 2024   03:10 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koleksi Museum La Galigo - Peralatan Panen (sumber: dokumentasi pribadi)

Salah satu koleksi yang paling memukau adalah alat-alat pertanian tradisional yang menggambarkan kehidupan agraris masyarakat Sulawesi pada masa lalu. Pemandu wisata menjelaskan bahwa alat-alat ini tidak hanya berfungsi sebagai peralatan kerja, tetapi juga mencerminkan kearifan lokal dan inovasi masyarakat setempat dalam mengelola lahan pertanian mereka. Melalui alat-alat ini, kami belajar bagaimana teknologi sederhana namun efektif telah digunakan selama berabad-abad.

Tokoh Bersejarah

Patung Sultan Hasanuddin (sumber: dokumentasi pribadi)
Patung Sultan Hasanuddin (sumber: dokumentasi pribadi)

Di benteng ini, kami juga belajar tentang kehidupan tokoh penting dalam sejarah Makassar. Salah satu contohnya adalah Sultan Hasanuddin, yang dikenal sebagai "Ayam Jantan dari Timur" karena keberaniannya melawan VOC. Pemandu wisata menceritakan bagaimana Sultan Hasanuddin dengan gagah berani memimpin perlawanan melawan penjajah, meskipun akhirnya harus menyerah. Kisah heroiknya menginspirasi untuk selalu berjuang dan menjaga semangat patriotisme.

Kunjungan ke Benteng Rotterdam bukan hanya tentang belajar sejarah, tetapi juga memahami makna kebinekaan. Melalui artefak dan wawasan yang dipelajari, kami menyadari betapa beragamnya budaya dan sejarah Indonesia. Setiap daerah memiliki kekayaan budaya dan sejarah yang unik, dan semuanya berkontribusi dalam membentuk identitas bangsa kita yang berintegritas. Sebagai mahasiswa perukaran yang notabenenya berasal dari berbagai daerah, kunjungan ini memperkuat rasa persatuan dan meningkatkan kesadaran akan sejarah. 

Mengakhiri kunjungan di Benteng Rotterdam, kami duduk bersama di halaman depan benteng untuk istirahat dan makan bersama. Kami berbagi kesan dan refleksi tentang apa yang telah kami pelajari. Kami berdiskusi tentang sejarah daerah asal masing-masing dan menemukan banyak kesamaan yang menghubungkan kami sebagai bangsa Indonesia. Kebinekaan bukanlah sesuatu yang memisahkan, tetapi justru memperkaya kita sebagai satu kesatuan.

Kunjungan ini merupakan pengalaman yang edukatif. Sebagai generasi muda, kami merasa terpanggil untuk menjaga dan melestarikan warisan budaya ini, serta terus mempererat persatuan di tengah keberagaman. Dengan penuh rasa syukur, kami telah mempelajari pengetahuan baru dan semangat untuk terus belajar serta berbagi tentang keindahan dan kekayaan budaya Indonesia. Kunjungan ini bukan hanya sebuah perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan hati dan pikiran yang membawa kami lebih mengenal identitas sejati sebagai anak bangsa. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun