Maka dari itu, KH. Ahmad Dahlan mengajurkan kita untuk membuka pikiran, menyerap segala informasi dari segala penjuru. Setelah itu, kita berdoa kepada Allah subhanahu wa ta'ala untuk diberi perlindungan agar tidak terjatuh terhadap kesesatan bilamana informasi yang kita terima ialah suatu kebatilan.
Beriman dan Berpikir
Kita memang boleh belajar dan berpikir sekeras mungkin, “senakal” mungkin. Namun, ingatlah bawa itu semua harus terkontrol oleh iman kita. Tidak mungkin diri kita akan bisa memikirkan segala sesuatu di dunia ini, semua ada batasannya. KH. Ahmad Dahlan menjelaskan bahwa hendaknya kita dalam menggunakan akal pikiran untuk mencari kebenaran dan mempertanyakan hal-hal yang dapat menambah keimanan kita, bukan sebaliknya.
Setelah Menerima Kebenaran, Hendaknya Ia Mempraktikannya
Kebanyakan umat Islam itu sudah tahu bahwa ia udah tahu sebuah kebenaran, tapi susah sekali untuk dijalankan, Seringkali kita mengkhinati kebenaran itu dengan pura-pura tidak tahu, kemudian jatuh dalam maksiat.
Sebagai contoh, seseorang tahu bahwa ini adalah perbuatan bid’ah namun tidak bisa meninggalkannya karena takut kehilangan penghasilan.
Padahal, jika direnungkan dengan hati dan pikiran yang jernih, dampak perbuatan bid’ah adalah dosa besar karena seringkali membawa dalil mengatasnamakan Nabi, padahal tidak.
Oleh karena itu, KH. Ahmad Dahlan mengingatkan umat Islam agar terus belajar agar ajarannya dapat diserap oleh setiap manusia. Karena salah satu ajaran Islam ialah menyejahterakan kehidupan seluruh manusia.
Jadilah Pemimpin Yang Amanah
Tidak sedikit seseorang yang menjadi pemimpin yang tidak amanah. Mereka belum berani untuk mengorbankan jiwa raga dan harta benda demi kemaslahatan umat. Lebih buruknya, mereka mempermainkan dan memperalat manusia-manusia yang bodoh dan lemah. Mungkin, tips wejangan ini ialah berdasarkan pengalaman beliau yang kala itu berada di masa penjajahan Kolonial Belanda, dimana para penjajah itu memeras segalanya. Jika pada zaman KH Ahmad Dahlan sudah terjadi seperti itu; maka di zaman sekarang pun, kita kerap kali menemukan hal serupa.
Ilmu itu Amaliah dan Amal itu Ilmiah