Mohon tunggu...
Ade Maulana Yusuf
Ade Maulana Yusuf Mohon Tunggu... Editor - Pelayan di Kedai Kopi Retro

Sering nongkrong di kedai-kedai jalanan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menjalani Puisi

30 November 2019   23:34 Diperbarui: 30 November 2019   23:44 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Art: Zdzisław Beksiński


CIUT

Aku sembunyi di balik kata,

yang serba metafora,

Semoga kau baca kemudian.

Mental ku ciut, kerdil, di hadapan sorot matamu

Aku sembunyi di balik kata, 

jauh dari keberanian bicara

Puisi adalah jalan mesra,

Menuju hati nan sulit dibaca

- November 2019

CURUG

Di Curug Panjalu,

pohon pinus nyiur bicara,

hembus tasbih rindang suaka.

Mapaes rasa ke Hyang Gusti

aku telaah sabda alam

Kemana lagi kita berjalan?

Kau usul tanpa bahasa, 

kita jalan sementara.

- November 2019

KOLEBAT

Akhirnya, 

ruang dan waktu yang bicara.

Kita cukup bersinggungan,

di antara bait-bait mesra pertemuan.

Angka hanya kemungkinan.

Harapan mampu menembus

apa yang tak direncanakan.

Kita sempat pada titik kebahagiaan.

- November 2019

PUISI

Puisi itu tak lagi bermakna

Terkikis zaman yang jemawa,

hanya bait-bait hampa di hadapan pembaca,

Puisi itu tak lagi berguna,

agama data niscayakan serba-serbi mekanik.

Falsafah rasa dipandang tak ciamik,

menjawab noktah-noktah kesemrawutan.

- November 2019

DEBUR DO'A

Aku masih ingat sorot matanya,

saat kami duduk di bawah lampu merkuri.

Malam tanggal tiga puluh.
Senyum yang nampak adalah kebahagiaan.

Cukupkah ingatan dan rasa menjadi debur do'a? 

Menyelinap pada tasbih alam serta aliran mesra suaranya?

Senantiasa saja do'aku tetap demikian.

- November 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun