Pernahkah sahabat  kompasioner dengar hewan tungau atau dalam bahasa jawa tengu?
Ya hewan ini tidak banyak orang mengetahuinya. Sebagian orang mengetahuinya dan sebagian orang tidak mengetahui, karena hewan ini muncul dari lingkungan tertentu dan ukurannya yang sangat kecil.
Tungau merupakan serangga yang sangat kecil dan hampir tidak terlihat oleh mata. Meskipun terbilang kecil, tungau sangat berbahaya bagi tubuh karena dapat menggigit manusia dan menyebabkan berbagai gangguan kesehatan.
Tungau ini memiliki metamorfosis tidak sempurna yang menjadikan perkembang biakannya fleksibel. Artinya, daur hidup mereka mencakup telur, larva, kepompong atau pupa, dan kutu dewasa. Tungau melewati seluruh fase tersebut selama kira-kira 21 hari. Tapi hebatnya, tidak seperti hewan lain yang juga mengalami metamorfosis, tugau ini akan membuat dan menggali terowongan pada kulit bagian luar dan menanamkan telurnya diarea tersebut.
Setelah keluar dari kepompong, kutu akan langsung mencari makanan mereka yaitu darah. Mereka akan menggunakan skill melompat mereka yang menakjubkan untuk melompat ke tubuh inangnya dan mulai mengisap darah. Tungau bisa tidak makan selama 3 hari, namun sekalinya makan, ternyata kutu sangat rakus! Terutama kutu betina, karena mereka butuh banyak nutrisi untuk bisa menghasilkan telur. Seberapa rakus memangnya? Kutu bisa mengisap darah selama 2,5 jam
Tungau akan aktif dan mengigit manusia pada malam hari. Gigitannya pun bisa dibagian tubuh yang lembab, Â seperti dilakukan ketiak, lekukan jari atau sela sela jari, hingga pada selangkangan dan kelamin khususnya pada laki laki. Gigitan tungau kasur dapat menyebabkan sejumlah gejala, seperti gatal-gatal pada kulit, muncul benjolan kemerahan, hingga iritasi pada kulit. Tentunya, kondisi ini juga dapat memicu berbagai gangguan kesehatan yang lebih buruk
Beberapa dampak yang harus sahabat kompasioer tahu dampak yang disebabkan oleh hewan tungau, antara lain :
1. Gatal gatal
Gatal gatal yang disebabkan tungau ini tidak seperti biasanya, rasa gatal ini akan terasa super parah oleh deritanya, Â kemudian secara spontan akan menggaruk bagian yang gatal kemudian mengakibatkan iritasi atau infeksi kulit, untuk mengantisipasi agar tidak terjadi kelecetan parah disarankan agar memotong kuku, karena pada saat tidur kta tidak sadar menggaruk bagian yang gatal.
2. Infeksi kulit
Infeksi kulit merupakan gangguan pada kulit yang salah satunya dapat disebabkan oleh tungau, yang kemudian digaruk secara berlebihan. Sebaiknya Sahabat kompasioer tidak menyepelekan rasa gatal yang dialami selama beberapa hari pada bagian kulit. Gatal yang disertai dengan ruam kemerahan bisa menjadi salah satu gejala adanya infeksi kulit.
3. Gangguan tidur
Penderita gangguan tungau ini akan akan merasakan ketidaknyamanannya ketika tidur, karena tungau ini akan aktif dan menghisap darah pada pertengahan malam, Â penderita akan terganggu saat tidur bahkan sampai tidak bisa tidur karena gatal yang luar biasa. Dari gangguan gatal ini, penderita yang mengalami penyakit pernafasan akan kambuh jika mengalami serangan tungau ini.
4. Alergi yang menular
Tungau bisa menular ke siapa saja kalau tidak di tanggulangi secara cepat. Umumnya tungau ini berada di lingkungan yang padat penduduk seperti asrama, Pondok, tahanan dan lain sebagainya.
Cara membasmi tungau memang tidak selalu mudah. Ini bisa sama sulitnya dengan mengatasi kutu kasur. Namun, beberapa cara berikut bisa dilakukan setelah berkonsultasi ke dokter yaitu :
1. Jaga kelembaban udara dengan menggunakan AC atau humidifier.
2. Menggunakan obat anti biotik baik spray maupun oles khusus kutu kulit (kusus tungau menggunakan obat scabimite) sahabat kompasioner dapat membelinya di apotek terdekat.
3. Cuci semua seprai, sarung bantal, selimut, bahkan pakaian dengan air panas.
4. Bersihkan area tempat tinggal, termasuk berbagai celah. Gunakan vacuum cleaner agar lebih maksimal.
6. Jaga selalu kebersihan tubuh.
Itulah beberapa cara untuk menangani hewa tungau yang harus sahabat kompasioner tahu, disarankan agar selalu menjaga kebersihan dan kelembapan tubuh untuk mengantisipasi berkembangnya tungau ini, khusunya sahabat kompasioner yang hidup pada lingkungan padat. Ingat mencegah lebih baik daripada mengobati. Itulah beberapa tips Semoga bermanfaat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H