larangan ini bahkan begitu populer dikalangan orang dahulu khususnya bagi ibu hamil, dalam kepercayaan orang Banjar, dua jenis ikan ini memiliki aura mistis yang kuat, lekat dan dipercaya tidak baik untuk dikomsumsi ibu yang baru melahirkan, sebab dua ikan ini memiliki bersifat ganas (predator), dan bahkan dipercaya masyarakat memiliki kekuatan gaib, oleh karena itu dampak yang ditimbulkan ketika memakannya adalah bayi akan terkena penyakit kejang-kejang (karungkup) atau step. Dimana kondisi bayi yang mengalami kejang dan demam.
Pengalaman langsung penulis ketika bertemu dengan orang yang baru melahirkan, ketika itu ibu nenek si bayi baru membeli makanan ketupat khas Kandangan untuk makan, kebetulan ikan khas untuk masakan ini biasanya menggunakan ikan jenis gabus atau jika tidak ada biasa menggunakan ikan toman. Ketika itu orang yang menjual ikan kuah ketupat adalah ikan toman, maka si nenek ketika pulang tidak berani membawa masuk kerumah dan hanya memakannya dipelataran, karena kata beliau dipercaya bayi akan kejang-kejang atau kena karungkup.
Larangan mencuci baju dan pakaian bayi dengan cara diperas
Ini juga dipercaya akan berdampak buruk bagi bayi, maka ketika baru melahirkan, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah menjaga agar cucian baju tidak diperas apalagi dimasukkan kedalam mesin cuci, karena dipercaya anak akan merasa diperas-peras atau diremas-remas badannya lalu bayi akan sakit-sakitan. Dan lagi apabila selesai mencuci pakaian bayi maka jemurannya tidak boleh sampai kemalaman diluar, karena dipercaya bayi akan mengalami sakit perut. Hal yang menurut narasumber kabalujuran (kebetulan) bisa terjadi.
Ibu bayi disarankan mengkonsumsi air gula dan memandikan bayi dengan belimbing sayur
Hal ini menurut orang dahulu harus sering dilakukan untuk menjaga agar bayi tidak mengalami kuning baik dimata atau badannya, dan juga sering-sering dimandikan dengan air rendaman belimbing sayur, khasiatnya dipercaya mencegah kuning pada mata dan badan bayi, juga penyakit sarap. Bagaimana menurut anda ? apakah anda tertarik mencobanya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H