Mohon tunggu...
MaulanaZR
MaulanaZR Mohon Tunggu... Lainnya - pengagum time line

Seseorang yang hobi berjalan menilik dunia sekitar

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Iklan Dunia Usaha Jangan sampai Membohongi

13 September 2018   17:04 Diperbarui: 13 September 2018   17:09 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Iklan Lawas Susu Kental Manis/tangkapan layar pribadi

Membangun identitas iklan bisa berupa menggambar alur konstruksi pesan yang diolah oleh kreator kepada audiens. Konten berasal dari klien/perusahaan terkait yang meng-hire agency tersebut.

Konstruksi pesan dalam iklan dikemas sedemikian rupa sehingga ketika masyarakat umum melihat dan mendengar iklan tersebut di media cetak, televisi maupun online menganggap hal tersebut suatu kewajaran, walaupun visual tak jarang imajinatif serta bombastis.

Itulah mengapa iklan dapat dikatakan telah berhasil diterima oleh audiens ketika dalam benak terlukis kata setuju.

Namun, jika menelisik ketika penayangan iklan telah menyimpang dari segi penggunaan suatu produk atau jasa yang seharusnya bagaimana kita menyikapinya? Terlebih konten berisi visualisasi tentang kesehatan masyarakat yang menunjang generasi emas Indonesia di masa mendatang.

Seperti iklan susu kental manis yang beberapa waktu terakhir menjadi ramai di media. Penggambaran nuansa aktor yang berperan mengonstruksi pesan yang menggambarkan skm menjadi pengganti susu hingga wajar diminum 2 kali sehari.  

Walaupun kebanyakan masyarakat yang mengonsumsi susu kental manis mayoritas masyarakat kalangan menengah kebawah, tetapi kenapa di dalam iklan digambarkan suasana keluarga yang menengah keatas?

Jawabannya karena dengan meminum susu kental manis masyarakat kelas menengah kebawah mempunyai fantasi dengan sebuah kelas yang baru identitas yang baru, itulah kajian semiotik yang menjadi tujuan iklan itu ditampilkan.

Di sinilah peran sebuah iklan dijalankan, iklan memberikan identitas, kita membeli produk bukan sekedar kita butuh secara jasmani, tapi juga sosial. Seperti kita semua tahu bahwa susu kental manis tinggi kandungan gulanya, itulah mengapa rasanya manis.

Namun tidak banyak yang tahu angka kebutuhan gula maksimal konsumsi tiap hari. WHO menuliskan maksimal konsumsi gula dalam tubuh 40gr (untuk anak 4-6 tahun), sedangkan kandungan gula dalam SKM 21gr (takaran dua sendok makan).

Jadi jika masyarakat mengikuti anjuran iklan minum skm 2 gelas sehari, sudah berapa banyak kandungan gula yang tertanam ditubuhnya?

Namun, jangan khawatir untuk permasalahan ini BPOM telah mengeluarkan Surat Edaran NOMOR HK.06.5.51.511.05.18.2000 TAHON 2018  yang mengatur iklan susu kental dan analognya agar tetap sesuai dijalurnya.

Salah satu poin yang dituliskan adalah dilarang menggunakan visualisasi gambar susu cair dan/ atau susu dalam gelas serta disajikan dengan cara diseduh untuk dikonsumsi sebagai minuman.

Tugas masyarakat tentunya ikut mengawal S.E ini agar produsen mengikuti arahan BPOM dan tidak kembali menyesatkan konsumen.

Jadi sebelum termakan oleh iklan baiknya kita semua mengambil hikmahnya untuk membaca kajian produk. Sesuai dengan aturan KEMENKES di PERMENKES No 30 tahun 2013 mengatur bahwa produk itu harus memberikan informasi yang jelas mudah dibaca tidak menyesatkan dan ada pengawasan dan evaluasi produk dari Kementrian Kesehatan.

Salah satu ahli gizi dan juga saat ini menjadi Ketua Pengurus MPGKI (Mitra Pangan Gizi Kesehatan Indonesia) Drs. Benny A Kodyat, MPA mengungkapkan keluh kesahnya terhadap problem iklan susu kental manis.

Dahulu kita mengenal 4 sehat 5 sempurna sebagai slogan hidup sehat, namun itu terkesan mengakibatkan konsumsi berlebih.

Alhasil diganti gizi seimbang, namun terlihat tidak nampak istilah susu didalamnya, ketika ditelisik susu termasuk sumber protein jadi tetam masuk kategori gizi seimbang. Saat ditanyakan perihal SKM yang lebih banyak kandungan gula dibanding proteinnya Drs. Benny A Kodyat, MPA menyayangkan hal tersebut.

Drs. Benny A Kodyat, MPA saat diwawancarai pada acara literasi gizi
Drs. Benny A Kodyat, MPA saat diwawancarai pada acara literasi gizi
"memacu dunia usaha yang sesuai jangan sampai membohongi masyarakat" pungkasnya. Ditambah susu kental manis yang heboh beberapa waktu yang lalu terkait kandungan gula berlebih didalamnya. Bahkan Benny mengungkapkan ketika susu kental manis ada atau tidaknya kandungan susu didalmnya perusahaan mengatakan ada susu. Walaupun susu kental manis sudah clear karena BPOM sudah mulai bergerak namun kejujuran harus dipegang tegak dalam beriklan. "untuk jangka panjang jujurlah untuk beriklan" ungkapnya di Pomelotel acara literasi gizi.

Mengarah pada etika pariwara dalam menayangkan iklan suatu produk/jasa memberikan informasi yang jelas mudah dibaca tidak menyesatkan sehingga kasus susu kental manis ini tidak kembali terulang.

Kita sebagai masyarakat juga perlu mengoptimalkan daya kritisi dalam mengonsumsi produk apapun, serta membantu mengawal S.E BPOM jika masih ada produk yang bandel sebelum melampaui jangka waktu yang ditentukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun