Mohon tunggu...
MaulanaZR
MaulanaZR Mohon Tunggu... Lainnya - pengagum time line

Seseorang yang hobi berjalan menilik dunia sekitar

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Pengunjung Boleh Duduk di Starbucks Tanpa Beli

22 Mei 2018   13:09 Diperbarui: 22 Mei 2018   13:18 635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedai kopi asal Amerika ini memberikan terobosan baru, yaitu membolehkan pengunjung untuk duduk area kedai tersebut, bahkan diberikan akses gratis menggunakan toilet ruangan tanpa membeli produk produsen terkait.

 Dilansir dari properti.kompas.com menjelaskan mengenai  berulangnya kasus SARA di tokonya, Starbucks telah mengeluarkan surat edaran resmi pada Sabtu (19/5/2018) berisi panduan baku terhadap tamu. Sebagaimana dilaporkan Wall Street Journal, surat itu berbunyi "Setiap orang yang datang ke area Starbucks, termasuk wilayah luar ruang dan toilet, adalah tamu. Tanpa perlu mempertimbangkan mereka membeli sesuatu atau tidak".

Namun, untuk setiap pengunjung yang datang diharapkan dapat memberikan kenyamanan satu sama lain tidak mengganggu kenyamanan menggunakan fasilitas starbucks. Kebijakan baru ini diharapkan dapat memberikan angin baru terhadap isu miring yang beredar di Starbuck.

Kita ketahui sebelumnya bahwa terjadi diskriminasi pada bulan April 2018 lalu, kronologis singkatnya di salah satu kedai Starbuck Philadelphia dua pengunjung kulit hitam datang meminta izin menggunakan toilet. Namun, karyawan tidak mengizinkannya serta memberikan penjelasan bahwa fasilitas itu hanya untuk pengunjung yang membeli produk terkait.  

(zapalapr.com)
(zapalapr.com)
Saat kedua pengunjung tersebut tetap duduk didalam kedai Starbuck tanpa membeli apapun, manajer kedai tersebut menelfon pihak kepolisian dan menahan mereka karena mengganggu kenyamanan pengunjung dan masuk tanpa izin.

Perusahaan kedai kopi terbesar yang bermarkas di Seatle, juga pernah menuai permasalahan tentang penulisan nama pemesan. Dilansir dari properti.kompas.com oknum karyawan Starbucks di La Canada, California, mencetak kertas pemesanan dengan nama rasial kepada pengunjung.

Surat edaran resmi memberikan nuansa inklusif demi mengatasi permasalahan terkait kasus SARA yang terjadi di Starbucks. Apakah kamu sudah menikmati kebijakan ini di kedai Starbucks di lingkunganmu?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun