Mohon tunggu...
maulana
maulana Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

pengerjaan tugas tugas dari sekolah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Unsur Intrinsik Novel Laut Bercerita

25 Februari 2023   21:24 Diperbarui: 25 Februari 2023   21:27 23583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Analisis novel laut bercerita

 

Biografi singkat penulis

Leila S. Chudori atau lengkapnya Leila Salikha Chudori, lahir di Jakarta pada tanggal 12 desember 1962. Adalah penulis berkebangsaan Indonesia. Namanya dikenal melalui karya-karyanya berupa cerita pendek, novel, dan skenario drama televisi. Leila merupakan salah satu sastrawan yang mengawali debut nya sejak anak-anak. Menempuh pendidikan di Trent university, kanada.

Tahun 1989, leila melahirkan kumpulan cerpen cerita malam terakhir yang diterjemahkan kedalam bahasa jerman die letzte necht (horlemman verlag). Kumpulan cerpen 9 dari nadira diterbitkan 2009.(kepustakaan populer gramedia) dan mendapatkan penghargaan sastra dari badan bahasa.

Tahun 2012 leila menghasilkan novel pulang, yang kini sudah diterjemahkan kedalam bahasa inggris, prancis, belanda, jerman dan italia. Novel ini memenangkan prosa terbaik khatulistiwa literaly award 2013 dan dinyatakan sebagai salah satu dari “75 notable translations of 2016” world literature today.

Karya terbarunya adalah novel ‘laut bercerita’ yang terbit pada tahun 2017, hingga saat ini tercatat sekitar 48 kali telah di cetak ulang. Leila menetap dijakarta bersama putrinya, juga seorang peulis, rain chudori-soerjoatmodjo.

Analisis intrinsik

Novel laut bercerita merupakan novel karya leila s. Chudori merupakan novel terbaru beliau untuk saat ini.

Tokoh dan penokohan

  • Daniel : cerewet

“tentu saja bukan keputusan yang bijak karena daniel seperti biasa akan menganggap segala dunia perlu di perdebatkan”

  • Kinan : bijaksana

“selain dia akan menjadi penentu akhir, kami semua mengakui kinan sering memberikan argumen paling masuk akal dalam banyak hal.”

  • Gusti : pendiam

“maka gusti yang pendiam itu mengirim rasa misteri, berjarak dan dingin terhadap subjek yang direkamnya.”

  • Sunu : pendiam

“mungkin karena sunu juga jarang berbicara maka kami bisa bersahabat tanpa banyak cingcong.”

  • Alex parazon : sigap

“sebelum kinan membuka mulutnya, alex segera membalas dengan sigap lengkap dengan irama dan aksen flores yang merdu.”

  • Biru laut : pintar

“sedangkan abangnya hanya terdiri dari “otak” dan sebutir keberanian”

  • Asmara jati : pintar dan berani

“sementara itu keluarga besar bapak dan ibu disolo sudah bisa melihat bagaimana asmara terdiri atas “otak” dan “nyali”

  • bapak : pemberani

“bapak hanya mengatakan mereka semua kawan-kawan kita yang sudah menjalani hukuman, itu pun tanpa pengadilan. Sama seperti kita semua, mereka perlu bekerja mencari nafkah.”

          Aku molotot. Waduh. Bapak! Ngilani.

          “didepan pemimpin redaksi lain, pak?” tanya asmara.

          “iyo...” bapak tertawa terkekeh kekeh.

          “bapak suka sok pahlawana.” Ibu menggeleng geleng sambil menciduk potongan kelapa muda ke dalam gelas.

  • ibu : tegas

“sedangkan asmara memperoleh kecantikan, kelincahan, dan ketegasan ibu.

  • Para penculik : kejam

“Begitu aku membuka mulut lagi, sebuah sepatu bergerigi menginjak mulutku.”

  • Bu sumantri : rasional

“ternyata sang ibu lebih rasional seperti tak punya waktu untuk sentimental.”

  • Pak subroto : tenang tetapi waswas

“kata pak subroto mengingatkan. Dia tenang meskipun wajahnya was-was.”

Alur atau plot

Alur yang digunakan dalam novel laut bercerita karya Leila S. Chudori menggunakan alur campuran yaitu gabungan antara plot progresif (maju) dan plot flash back (sorot balik). Secara garis besar plot novel diawali dengan berceritanya tokoh utama plot flashback (sorot balik) dari tokoh utama, namun disepanjang sang tokoh bercerita, dalam beberapa waktu dilanjut dengan plot maju (progresif), seperti dibagian prolog dalam novel sang tokoh menceritakan kisahnya.

Awalan novel dalam laut bercerita karya Leila S. Chudori disambut dengan prolog sang karakter utama yang sudah disekap selama 3 bulan dan di bawa ke suatu tempat. Seperti dalam kutipan berikut.

"Setelah hampir 3 bulan disekap dalam gelap, mereka membawaku ke sebuah tempat. Hitam. Kelam. Selama tiga bulan mataku dibebat kain apak yang hanya sesekali dibuka saat aku berurusan dengan tinja dan kencing."

Kemudian disambung dengan sorot balik tokoh utama yang menceritakan kehidupannya ketika masa mahasiswa yang masih mencari tempat untuk menjadi tempat tinggal. Seperti dalam kutipan berikut.

"Ah... Rambut sunu masih pendek dan rapi. Tahun berapakah ini? Kawan-kawanku tampak masih muda, aku terlempar ke masa mahasiswa ketika kami masih mencari-cari tempat untuk berdiskusi sekaligus bermalam dengan aman, jauh dari intaian Intel."

Dan seterusnya alur cerita mengalami alur campuran dengan diselingi plot flashback kemudian disusul plot progresif sang tokoh utama dalam novel.

Latar

Latar tempat yang digunakan dalam novel laut bercerita karya Leila S. Chudori menggunakan latar tempat sebagai berikut :

  • “Rumah hantu” seyegan, yogyakarta

“aku baru menyadari, bunyi ketukan halus itu datang dari jari-jari sunu pada pintu calon rumah kami di seyegan, disebuah pojok terpencil di Yogyakarta.”

  • Kios mas yunus

“aku mengenali kasih kinanti setahun lalu dikios mas yunus, langganan kami berbuat dosa. Disanalah kawan-kawan sesama pers mahasiswa diam-diam menggandakan beberapa novel anak semua bangsa dan berbagai buku terlarang lainnya.”

  • Toilet

“suara daniel semakin nyaring. Ternyata ada 3 buah kamar mandi kecil dan toilet yang selama ini tampaknya digunakan orang-orang yang lalu lalang karena mengetahui rumah ini tak ditempati.”

  • Warung bu Retno

“kinan menepati janjinya. Keesokan harinya, seusai kuliah sejarah sastra inggris yang hampir selalu minim mahasiswa, kami bertemu lagi diwarung bu retno dipinggir selokan mataram.

  • Solo

“makan malam di hari minggu memang sebuah kebiasaan yang sudah ditanamkan bapak sejak kami masih kecil di solo.”

  • Jakarta

“sejak keluarga kami pindah ke Jakarta dan aku kuliah di yogya, hari-hari keluarga hanya bisa terjadi sebulan sekali.”

  • Pasir putih

“KAMI tiba di pasir putih ketika matahari merekah dari balik awan”

  • Pelem kecut

“dimasa-masa kami kos dipelem kecut.”

  • Bulaksumur

“kami berempat nyaris tak terpisahkan dipelem kecut maupun di bulaksumur.”

  • Blangguan

“rombongan mobil kijang dan colt akhirnya tiba di blangguan.

  • Rumah pak subroto

“pak subroto, seorang pria yang mungkin berusia 60 tahun, berkulit sawo matang, bertubuh gempal dan berkumis itu adalah tokoh yang dihormati dan dituakan diarea blangguan. Dengan segera dia mengajak kami berkumpul dan duduk diatas tikar didalam rumahnya.”

  • Rumah bu sumantri

“kami berlari setengah bersijingkat agar tak terlalu berisik menuju rumah bu sumantri yang hanya diterangi tiga buah lampu teplok.”

  • Ladang jagung

“jadilah intruksi agar semua merunduk dan merayap disampaikan dari mulut ke mulut. Kami semua merayap seperti ular. Baju kami bukan saja basah tapi penuh dengan lumpur dan lengan penuh besat-besot dedaunan jagung yang lumayan kasar. Paha dan kaki sudah jelas kena gesek dengan bebatuan atau benda-benda keras diatas ladang yang kami rayapi. Apa boleh buat. Ini satu-satunya cara.”

  • Ruang bawah

“ini diruang bawah, laut.

Latar waktu yang terdapat dalam novel laut bercerita karya Leila S. Chudori menggunakan latar waktu sebagai berikut :

  • Pagi

“KAMI tiba di pasir putih ketika matahari merekah dari balik awan”

  • Sebelum dzuhur

“sebelum dzuhur, beberapa mobil jemputan kawan-kawan dari blangguan meluncur ke pasir putih.”

  • Malam hari

“DARI balik jendela bus, aku hanya melihat kegelapan yang sesekali diselilngi satu dua lampu jalan menuju Blangguan, di penghujung jawa timur.”

“malam turun perlahan bagai tirai panggung berwarna hitam gelap.”

  • Sore

“rombongan mobil kijang dan colt akhirnya tiba di blangguan sekitar pukul empat sore.

  • Tahun 1993

“diawal tahun 1993, kami pernah merencanakan sebuah diskusi terbatas di pelem kecut.”

  • Minggu sore

“hari itu, aku tiba tepat pukul lima sore didepan pintu rumah. Disebuah hari minggu.”

Latar suasana yang terdapat dalam novel laut bercerita karya Leila S. Chudori menggunakan latar suasana sebagai berikut :

  • Gelisah

“aku mencoba melihat keluar jendela yang masih gelap dan mencoba memejamkan mata. Cilaka, yang muncul justru wajah anjani yang membuatku gelisah dan semakin sulit tidur.”

  • Cemburu

“Aku cemburu pada pasir putih situbondo yang diperbolehkan memeluk dan mencium kakinya. Aku juga ingin menjadi pasir dan menempel diantara jari-jari kakinya itu.”

  • Khawatir

“sh... sh... aku melirik ke belakang, khawatir ketiga pelukis mural itu mendengar ocehan monyet-monyet jelek ini.”

  • Bersemangat

“kami semua bersembunyi dan julius keluar dengan megafon memberi kode, dan tiba-tiba  saja...para petani muncul. Hampir seribu orang!!” sunu bercerita dengan bersemangat.”

  • Mencekam

“suasana berubah mencekam begitu pak subroto menyampaikan bahwa beberapa mobil patroli sudah mondar mandir dari kejauhan sejak tadi siang.”

“ketika terdengar bentakan tentara yang mulai menyisir rumah petani paling ujung, kinan memberanikan diri mengintip jendela dan langsung menuju lampu teplok. Dia mematikan nya satu persatu. Kini kami duduk diatas tikar dalam gelap dan mencekam.”

  • Mendebarkan

“tentara sudah mulai masuk dan mengecek rumah-rumah para petani satu per satu. Suara mereka membentak bentak semakin lama semakin terdengar. Mereka menanyakan dirumah manakah para mahasiswa menginap dan tentu saja para petani berlagak heran. Seketika, entah bagaimana aku merasa bisa mendengar debar semua kawan-kawanku secara serempak.”

  • Takut

“sunu terdiam menunduk. Wajah anjani disampingku terkena sinar lampu teplok dan aku tak bisa mengagumi kecantikannya karena sesungguhnya kami diserbu rasa takut.”

Sudut pandang

Sudut pandang dalam novel laut bercerita karya Leila S. Chudori ialah sudut pandang orang pertama tokoh utama karena pengarang melibatkan tokoh ‘saya’ didalam cerita. Pengarang menceritakan kenangan tokoh ‘saya’ bersama sahabatnya sekaligus keadaan hidup mereka ketika mereka sedang kuliah sampai hidup mereka ketika diculik. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut :

Tema

Bertutur tentang kisah keluarga yang kehilangan, sekumpulan sahabat yang merasakan kekosongan didada, sekelompok orang yang gemar menyiksa dan lancar berkhianat, sejumlah keluarga yang mencari kejelasan makam anaknya, dan tentang cinta yang tak akan lumcur.

Amanat

mengandung pesan sosial yaitu, rela berkorban agar dimasa depan menjadi lebih baik dan tidak mengalami pengalaman buruk dimasa lalu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun