Mohon tunggu...
Muhammad Arif Maulana
Muhammad Arif Maulana Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa yang tertarik di bidang pertanian dan sains

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mahasiswa KKN Undip Mengubah Limbah Kotoran Kambing Menjadi Kompos Siap Jual

26 Desember 2023   14:55 Diperbarui: 26 Desember 2023   15:08 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semarang, (26/12/2023) - Kuliah Kerja Nyata (KKN) Undip merupakan salah satu bentuk pengabdian yang diatur dalam Peraturan Rektor Universitas Diponegoro Nomor 11 Tahun 2022 pasal 16. Berdasarkan hal tersebut, KKN Undip melakukan pengabdian di RW 10, Desa Rejosari, Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang. Salah satu permasalahan Desa Rejosari berdasarkan hasil survey dan identifikasi yang ditemukan adalah sekitar 25 peternak kambing yang membentuk sebuah komunitas masih belum melakukan pengolahan limbah kotoran kambing secara efektif.

"Kalau kotoran kambing itu banyak sampai berserakan dan beberapa bikin kumuh kandang, karena para peternak ini belum tau cara mengelolanya bagaimana," terang bapak Ngadini sebagai anggota kelompok ternak kambing Desa Rejosari.

Menanggapi hal tersebut, mahasiswa KKN Undip berinisiatif memberikan pendampingan dan pelatihan mengenai pembuatan pupuk kompos melalui proses fermentasi oleh mikroba dekomposer. Upaya pengomposan melalui proses fermentasi menjadi langkah yang diambil karena lebih cepat dan mudah meski dalam jumlah besar sekalipun.

Pelatihan yang dilakukan untuk membuat kompos kotoran kambing hanya memerlukan 2 tutup botol EM4 Pertanian dan 2 sendok makan gula pasir atau molase yang dilarutkan pada 5 liter air bersih dengan cara diaduk dan didiamkan sejenak. Larutan yang sudah tercampur dapat diaplikasikan pada limbah kotoran kambing dengan cara kocor, siram, maupun semprot dan dipastikan semuanya sudah lembab terkena air larutan secara merata.

Limbah kotoran yang sudah diaplikasikan air larutan dapat di tutup atau ditempatkan pada wadah kedap udara selama 2 - 3 minggu, dan dibuka setiap 1 minggu sekali untuk mengeluarkan suhu panas. Kompos yang sudah jadi memiliki ciri berbau tanah, tidak panas, remah dan mudah hancur.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Sesi penyuluhan juga mampu membuka ruang diskusi kepada kelompok ternak yang mencakup tanya jawab santai sekaligus memberikan saran pengelolaan hasil kompos. Mahasiswa juga memberikan contoh sampel produk kompos yang dikemas dengan baik agar layak untuk dikomersialkan, sehingga limbah kotoran yang dilakukan pengelolaan dengan baik mampu meningkatkan nilai jual dan pemasukkan tambahan untuk kelompok ternak kambing RW 10 Desa Rejosari.

"Kami seringkali mengeluh tentang harga pakan kambing yang mahal, oleh karena itu melalui pengelolaan kotoran kambing ini harapannya dapat menghasilkan produk yang bisa dijual dan hasilnya bisa untuk dibelikan pakan kambing  dengan gizi yang lebih memadai, " terang bapak Kholik anggota kelompok ternak RW 10 Desa Rejosari.

Mahasiswa juga mengharapkan ilmu yang disampaikan dapat bermanfaat dan memberikan pengaruh positif terhadap kelompok ternak RW 10 Desa Rejosari. Bentuk pendampingan hasil teori dan diskusi yang telah dilakukan, dilanjutkan dengan praktik pembuatan secara langsung dengan skala yang lebih besar di area kandang kambing milik salah satu peternak kambing.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Pendampingan dan pelatihan pembuatan kompos oleh kelompok ternak kambing RW 10 Desa Rejosari ini berlangsung pada tanggal 27 November 2023 pukul 20.00 WIB di Balai RW 10 Desa Rejosari, dan dilanjutkan kegiatan pendampingan praktik pada tanggal 30 November 2023 pukul 10.00 WIB di area kandang kambing milik pak Kholik RW 10 Desa Rejosari.

Selama program pendampingan dan pelatihan, warga yang menjadi kelompok ternak memiliki antusias tinggi, terlihat dari rasa keingintahuan tentang teknis pembuatan dan prospek komersial, hingga diskusi terbuka tentang permasalahan kelompok ternak RW 10 Desa Rejosari sebagai upaya peningkatan kesejahteraan kelompok peternak kambing RW 10 Desa Rejosari, Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang.

Penulis : Muhammad Arif Maulana - Agroekoteknologi (FPP)

Dosen pembimbing : Adnan Fauzi, S.T., M.Kom.

Lokasi : Desa Rejosari, Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun