Pedndidikan Karakter
Pendidikan memiliki makna yang sangat luas. Capaian hasilnya juga bergantung pada substansi dari tujuan pendidikan itu sendiri. Tidak hanya mencakup proses akademik sehingga yang menjadi goals pun bukan hanya sekedar deretan angka yang tertulis secara hitam di atas putih.Â
Demikian halnya dengan Pendidikan Karakter, yang memiliki cakupan makna lebih luas dari sekedar proses akademik untuk mempersiapkan generasi bangsa yang berkarakter.
Satu deskripsi yang sangat bagus tentang Pendidikan Karakter disampaikan oleh Ringgana Wandy Wiguna pada blog Ruang Guru tanggal 5 Februari 2021 yang menyatakan bahwa : "Secara singkat, pendidikan adalah proses pembelajaran pengetahuan, kebiasaan, dan keterampilan dari diri manusia yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui proses sosialisasi.Â
Karakter adalah sifat atau watak, akhlak ataupun kepribadian dari seseorang yang mereka pelajari dan lewat semasa mereka hidup. Keberadaan karakter berarti keberadaan fondasi dari soft skill yang justru lebih menunjang tingkat kesuksesan seseorang dalam hidupnya kelak. Hal ini adalah kemampuan yang harus dimiliki setiap manusia yang harus dibangun terus menerus."
Selanjutnya Kusmayandi, seorang pemerhati pendidikan mengatakan bahwa "Bangsa yang berkarakter adalah bangsa yang memiliki kepribadian yang baik, bangsa yang menjunjung tinggi nilai, norma dan etika serta menghargai budaya yang di miliki.Â
Dengan menghargai nilai, norma dan budaya tersebut tentunya akan membangun keberadaban bangsa yang baik."Â (Kusmayandi dalam konten Kompasiana : tanggal 30 Maret 2016 yang berjudul "Pendidikan Karakter untuk Bangsa yang Berkarakter")
Berangkat dari hal tersebut di atas, Pendidikan Karakter menjadi sebuah tantangan wajib bagi setiap sekolah untuk mencetak lulusan yang siap melanjutkan tingkat pendidikan lebih lanjut, bekerja, dan atau terjun ke masyarakat secara langsung, dengan memiliki karakter terutama pada terbentuknya karakter spiritual dan sosial. Kondisi ini menjadi sesuatu yang urgent karena lingkungan sosial di Indonesia yang sangat majemuk dan heterogen ini, menuntut masyarakatnya memiliki karakter positif sehingga mampu menjadi bangsa yang kuat.
Sekolah adalah lembaga untuk para siswa pengajaran siswa/murid di bawah pengawasan guru. (dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas). Kata sekolah sendiri  berasal  dari Bahasa  Latin:  skhole,  scola,  scolae  atau  skhola  yang memiliki arti: waktu luang  atau  waktu  senggang,  di  mana  ketika  itu  sekolah adalah kegiatan di waktu luang bagi anak-anak di tengah-tengah kegiatan utama mereka, yaitu bermain dan menghabiskan waktu untuk menikmati masa anak-anak dan remaja. Kegiatan dalam waktu luang itu adalah mempelajari cara berhitung, cara membaca huruf dan mengenal tentang moral (budi pekerti) dan estetika (seni).Â
Untuk mendampingi dalam kegiatan scola anak-anak didampingi oleh orang ahli dan mengerti tentang psikologi anak, sehingga memberikan kesempatan yang sebesar-besarnya kepada anak untuk menciptakan sendiri dunianya melalui berbagai pelajaran di atas. Saat ini, kata sekolah berubah arti menjadi: merupakan bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran.Â
Sekolah dipimpin oleh seorang kepala sekolah. Kepala sekolah dibantu oleh wakil kepala sekolah. Jumlah wakil kepala sekolah di setiap sekolah berbeda, tergantung dengan kebutuhannya. Bangunan sekolah disusun meninggi untuk memanfaatkan tanah yang tersedia dan dapat diisi dengan fasilitas yang lain. Ketersediaan sarana dalam suatu sekolah mempunyai peran penting dalam terlaksananya proses pendidikan. Berdasarkan definisi inilah, sekolah menjadi salah satu lembaga yang mempunyai peranan penting dalam mempersiapkan generasi bangsa berkarakter.
Pondok Pesantren Mawaridussalam, salah satu sekolah di sebuah kota metropolis dengan input santri yang memiliki latar belakang sosial-spiritual yang beragam. Menjadi sebuah tantangan bagi Pondok Pesantren Mawaridussalam untuk selalu berupaya mencetak generasi bangsa yang berkarakter di tengah gempuran masuknya budaya asing yang semakin tidak terkendali dengan bergesernya jaman. Dengan motto "SUKSES DUNIA AKHIRAT", Pondok Pesantren Mawaridussalam berusaha mewujudkan para santrinya menjadi pribadi yang sukses tidak hanya di bidang akademik, namun juga menjadi pribadi yang berkarakter.
Langkah awal dalam upaya membentuk generasi berkarakter di Pondok Pesantren Mawaridussalam adalah dengan menyusun program yang memberikan dampak pembiasaan perilaku yang positif, terutama pada bidang sosial-spiritual. Selanjutnya dilakukan sosialisasi secara menyeluruh untuk berbagai komponen yang terlibat pada Lembaga pondok, yaitu para santri, pendidik, tenaga kependidikan, pemangku kebijakan, serta keluarga. Hal ini dikarenakan untuk mewujudkan keberhasilan sebuah program, dibutuhkan sinergi dari berbagai pihak yang mempunyai peran dan fungsi masing-masing komponen tersebut. Monitoring dan evaluasi harus selalu dilakukan sebagai acuan peningkatan kualitas program berikutnya.
Program Pendidikan Karakter di Pondok Pesantren Mawaridussalam
Saat ini, program Pendidikan Karakter di Pondok Pesantren Mawaridussalam mengedepankan pembiasaan-pembiasan positif yang dapat membentuk karakter positif.
Untuk program Pendidikan Karakter di Pondok Pesantren Mawaridussalam yang dilaksanakan adalah :
- Menyambut kedatangan para santri, dan para santri memberi salam kepada semua ustadz/ustadzah yang berdiri menyambut kedatangan. Pada proses ini juga dilakukan penertiban kehadiran para santri serta pengecekan tata tertib para santri pada butir kerapian dan kelengkapan seragam yang sesuai ketentuan yang berlaku. Hal ini mengajarkan pada para santri untuk peduli dan menghormati ustadz/ustadzah, juga memiliki karakter disiplin dan tanggung jawab.
- Berdoa. Program berdoa awal dan akhir ini mengajarkan pada para santri untuk memiliki karakter spiritual, bahwa kesuksesan hidup adalah atas ijin Allah SWT Yang Maha Esa, sehingga penting memberikan pembiasaan untuk mengawali dan mengakhiri segala sesuatu dengan berdoa sesuai dengan agama islam.Literasi pagi, adalah sebuah program yang membentuk karakter santri untuk memiliki kebiasaan memahami semua informasi dengan menganalisis data, baik secara narasi maupun numerasi, secara manual maupun digital. Hal ini dikarenakan bangsa kita sudah masuk kategori "darurat literasi" (https://new- indonesia.org/indonesia-darurat-literasi/). Fenomena inilah yang menyebabkan banyak terjadinya kerusuhan dan perpecahan internal bangsa karena banyaknya share hoax news/sebaran berita palsu akibat miskinnya kebiasaan membaca dan mencerna informasi yang ada. Untuk mendukung program literasi ini, pondok mendirikan pojok literasi di satu ruangan dengan menyediakan rak buku susun yang akan diisi buku bacaan oleh para santri. Dengan demikian, setiap para santri bisa bergantian satu sama lain untuk bertukar bacaan. Disini para santri diajarkan untuk bertanggung jawab menjaga kerapian dan penyimpanan buku. Dan di akhir pelaksanaan program ini, para santri wajib menghasilkan satu produk sesuai tingkat kelas (puisi/sajak, cerpen, comic streep). Proses ini tentunya mampu menguatkan karakter para santri untuk kreatif inovatif serta tanggung jawab.
- Literasi kitab suci, adalah program pengganti literasi pagi yang dilaksanakan setiap hari selasa malam rabu. Pondok berusaha membentuk karakter para santri secara spiritual untuk lebih memahami kitab suci, yang pada akhirnya bertujuan untuk menjadi pengamalan dalam kehidupan sehari-hari, dengan melibatkan ustad/ustadzah yang kompeten, para santri dibimbing untuk bisa membaca Al-Quran dengan pembagian kategori sesuai kemampuan para santri melalui seleksi pemetaan kemampuan membaca Al-Quran.
- Program Sholat Berjamaah. Sholat berjamaah ini dilaksanakan secara rutin disetiap hari. Program ini membiasaka para santri untuk taat beribadah. Dengan imam sholat dari para santri sendiri yang diatur secara terjadwal, diharapkan para santri memiliki karakter percaya diri.
- Program 4S (Senyum Sapa Salam Santun) dan 5R (Ringkas Rapi Resik Rawat Rajin). Dengan membudayakan program 4S dan 5R ini diharapkan mampu menguatkan karakter empati-simpati terhadap lingkungan sekitar, sehingga para santri memiliki rasa peduli dan menghargai lingkungan di sekitarnya, serta menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman untuk belajar di pondok ini.
- Program Infak Hari Jumat. Program pengumpulan dana sosial setiap hari Jumat ini peruntukannya ditujukan pada dana kematian, bantuan SPP bagi santri yang kurang mampu, serta bantuan korban bencana alam. Dengan menyisihkan sebagian uang saku, peserta didik diharapkan memiliki rasa kepedulian sosial yang tinggi.
Saat ini, masih dalam proses penyusunan program pelatihan kerja dengan pihak Disnaker (Dinas Ketenagakerjaan). Program ini diharapkan dapat mencetak para santri berkarakter entrepreneur, memiliki keterampilan dan berjiwa wira usaha. Hal ini diangkat berdasarkan rekam jejak alumni yang tidak semuanya melanjutkan pendidikan akademik lebih tinggi.
Revitalisasi Peran Pondok Dalam Mempersiapkan Generasi Berkarakter
Dengan semakin bergesernya budaya bangsa karena tuntutan teknologi era digital, sudah saatnya pondok merevitalisasi perannya sebagai pencetak generasi cerdas tidak secara akademik saja, akan tetapi menjadi lembaga yang mampu mencetak generasi berkarakter sehingga terwujud bangsa yang berkarakter, kuat dan tangguh. Melalui program-program yang menyentuh segmen spiritual-sosial, Pondok Pesantren Mawaridussalam diharapkan tampil sebagai salah satu lembaga yang mampu mewujudkan terbentuknya bangsa yang berkarakter dengan mencetak lulusan yang memiliki kekuatan karakter "Sukses Dunia Akhirat"
Sumber :
https://www.kompasiana.com/fatiiim/590ff69fa5afbd8508fef994/pentingnya-pendidikan- karakter-dalam-dunia-pendidikanhttps://www.ruangguru.com/blog/pentingnya-pendidikan-karakter-untuk-anakhttps://id.wikipedia.org/wiki/Sekolahhttps://new-indonesia.org/indonesia-darurat-literasi/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H