<iframe src="//www.youtube.com/embed/jFHZiTF1y6U" allowfullscreen="" width="506" height="285" frameborder="0"></iframe>
Hunting peralatan
Hal yang langsung kami pikirkan adalah bagaimana mencari peralatan catering yang representatif. Yang saya maksud representative di sini adalah representatif dalam hal harga dan kualitas, hehe. Ya karena memang peralatan catering itu punya banyak level harga dan kualitas. Tiap level tersebut harus disesuaikan dengan segmen yang akan dituju. Ini konteksnya terutama jika akan melayani catering prasmanan ya.
Sebagai contoh, tempat saji prasmanan yang dari bahan stainless steel harganya ada yang mencapai lebih dari 9 juta rupiah tiap setnya. Wuiih, mantap kan. Kalo belinya 10 set udah hampir seratus juta rupiah tuh (dapet emas satu ons lebih, hehe).Â
Tapi karena segmen pasar kami masih menengah maka ya belinya kami sesuaikan, yang harga per setnya kurang dari 2 juta rupiah saja dulu. Toh jika mau serving ke tamu VIP bisa sewa yang kualitas teratasnya. Selalu ada solusi. Intinya sesuaikan saja dengan budget, yang penting bisa jalan dulu bisnisnya. Itu yang ada dalam benak kami saat itu.
Siapkan menu menarik
Ini adalah bagian yang saya suka (kalo suami saya lebih suka otak-atik di sistem manajemen, branding, marketing, food safety, serta komitmen higien & sanitasinya). Saya memang dasarnya suka masak. Suka mencoba hal-hal yang baru dalam dunia masak memasak. Paling demen nih kalo susun menyusun menu. Tapi di sini saya tidak berfikir sendiri. Saya selalu berkonsultasi dengan ibu saya karena kami sama-sama hobi memasak.Â
Spesifiknya, beliau dulu pernah mengelola resto & catering milik keluarga kami sehingga paham betul mengenai penyusunan menu yang menarik. Ya, menu yang menarik, tolong digarisbawahi ya. Kami juga menggaris bawahi hal ini setelah mendapatkan banyak feedback dari sebagian besar perusahaan klien kami yang karyawannya adalah generasi milenial. Generasi ini mudah jenuh & selalu ingin mencoba hal yang baru. Termasuk dalam hal menu masakan catering tentunya.
Mulai pasarkan!
Eranya social media. Kami banyak menawarkan jasa catering kami melalui social media, FB & IG misalnya. Saya banyak membuat postingan resep masakan yang sedang hits. Eh, rame juga yang nanya detail bahan dan cara masaknya. Dan ternyata banyak pula dari audience yang gak jadi masak malah pesan ke kami, ahaha! Padahal resep sudah saya share. Tapi memang dasarnya saya suka sharing resep sih. Bukan karena promo saja.
Project pertama