Pendidikan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan sejak zaman penjajahan hingga zaman reformasi. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi pembentukan karakter bangsa dan perkembangan ilmu pengetahuan. Berikut adalah beberapa tahapan sejarah pendidikan di Indonesia yang perlu diketahui:
Pendidikan di Masa Kolonial
Pendidikan di masa kolonial dimulai sejak kedatangan bangsa-bangsa Eropa, seperti Portugis, Belanda, Inggris, dan Jepang, yang ingin menguasai sumber daya alam dan tenaga kerja di Indonesia. Pendidikan pada masa ini bersifat diskriminatif, eksklusif, dan bermotif politik.
Pendidikan di Masa Portugis (1511-1602)
Pendidikan di masa Portugis lebih banyak berkaitan dengan penyebaran agama Kristen. Portugis mendirikan sekolah-sekolah misionaris untuk mengajarkan agama, bahasa, dan budaya Portugis kepada anak-anak pribumi. Pendidikan ini hanya diperuntukkan bagi mereka yang mau masuk Kristen.
Pendidikan di Masa Belanda (1602-1942)
Pendidikan di masa Belanda lebih terstruktur dan terorganisir. Belanda mendirikan berbagai jenis sekolah dengan sistem dan kurikulum yang berbeda-beda, sesuai dengan kelas sosial dan keturunan. Pendidikan ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tenaga administrasi dan teknis bagi pemerintahan kolonial, serta untuk mengajarkan ideologi dan budaya Belanda kepada pribumi.
Beberapa jenis sekolah yang didirikan Belanda antara lain:
- Europeesche Lagere School (ELS), sekolah dasar bagi orang Eropa
- Hollandsch Inlandsche School (HIS), sekolah dasar bagi pribumi
- Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO), sekolah menengah pertama
- Algemeene Middelbare School (AMS), sekolah menengah atas
- Sekolah Guru, Sekolah Dokter, Sekolah Hukum, dan Sekolah Teknik, sekolah tinggi untuk melatih tenaga profesional
Pendidikan di masa Belanda juga dipengaruhi oleh kebijakan Politik Etis yang dicanangkan pada tahun 1901. Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan pendidikan bagi pribumi, sebagai bentuk tanggung jawab moral Belanda. Namun, dalam praktiknya, kebijakan ini masih jauh dari harapan. Pendidikan bagi pribumi masih terbatas, tidak merata, dan tidak berkualitas.
Pendidikan di Masa Jepang (1942-1945)