Asto merasa aspek perekonomian dan rendahnya tingkat pendidikan, hingga kurangnya upaya pencegahan menyebabkan perdagangan manusia NTT masih berjalan mulus hingga sekarang.
Program-program JRUK
Sudah banyak program yang dilakukan oleh JRUK dalam rangka mengedukasi masyarakat perihal penyelundupan manusia yang berkedok pengiriman TKI ke luar negeri. Beberapa program yang sudah dilakukan oleh JRUK meliputi:
Taman Baca. JRUK sudah membangun 7 taman baca dan pojok baca yang tersebar di berbagai puskesmas. Ini bisa dimanfaatkan oleh pasien atau keluarga pasien sembari menunggu antrian layanan kesehatan.
Kegiatan edukasi masyarakat. JRUK juga melakukan kegiatan edukasi masyarakat tiap pekannya di berbagai fasilitas publik seperti gereja, mesjid, sekolah, hingga desa-desa.
Edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Edukasi PHBS ini cukup penting sebagai upaya menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan dan lingkungan agar tidak mempengaruhi aktivitas masyarakat akibat penyakit. Biasanya, edukasi PHBS akan diakhiri dengan membagikan obat-obatan, susu, vitamin, sikat gigi, dan pasta gigi secara gratis yang merupakan sumbangan dari para donatur. Tercatat, sudah sebanyak 2.899 anak sudah mendapatkan pembekalan mengenai kebersihan dan kesehatan. 5.307 dewasa juga tercatat sudah mendapatkan penyuluhan mengenai praktik perdagangan manusia berkedok tawaran menjadi TKI untuk bekerja di luar negeri.
JRUK juga mengalami jatuh bangun sejak berdirinya di tahun 2014 hingga sekarang. Contohnya, JRUK sulit memiliki relawan yang konsisten membantu mengingat sekarang sekitar 97 yang pernah menjadi relawan telah memiliki pekerjaan tetap. JRUK juga belum memiliki shelter atau rumah aman yang dapat digunakan sebagai mediasi dan pendampingan korban. Oleh karena itu, Asto berencana membangun rumah singgah dan rumah aman untuk anak-anak dan korban perdagangan manusia di NTT.
Penghargaan Semangat Astra Terpadu untuk (SATU) sebagai bentuk apresiasiÂ
Berkat kepeduliannya terhadap isu perdagangan manusia di NTT serta kontribusi dan dedikasinya, Asto mendapatkan penghargaan Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2017 di bidang kesehatan. Perlu kamu ketahui, ini adalah penghargaan Astra yang cukup bergengsi karena hanya diberikan ke 5 anak bangsa per-tahunnya. Masing-masing kategori tersebut adalah lingkungan, pendidikan, kesehatan, teknologi, dan kewirausahaan.
Asto yang merupakan dosen Politeknik Kesehatan Bhakti Sumba Program Studi Manajemen Informasi Kesehatan merasa tersanjung dan merasa penghargaan ini dapat memotivasi anak-anak muda lainnya dalam berkontribusi terhadap masyarakat. Ia yakin, banyak yang melakukannya hanya saja tidak terekspos.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H