Bahkan, ancaman memutus silaturahmi sering dilabeli pada kegiatan yang sebenarnya hampir melewati batas. Buka puasa bersama di mal sehingga lupa salat Maghrib tetap dilabeli menjalin silaturahmi, padahal kegiatan yang dilakukan tergolong dilarang oleh agama. Menunaikan solat itu rukun islam kedua, lho! Menjalin silaturahmi (yang penggunaan dalilnya salah) itu rukun islam ke berapa?
Masyarakat banyak memandang perkara buka puasa bersama sebagai perkara menjalin silaturahmi sehingga kerap merasa terbebani meskipun tak ingin menghadirinya. Lebih salahnya lagi bahkan sampai memaksa orang lain ikut buka puasa bersama dengan ancaman memutus silaturahmi. Mereka mengira sedang mempraktekkan silaturahmi padahal bukan. Tidak ada satupun keutamaan silaturahmi berlaku yang dituangkan di dalil-dalil di atas.
Tahukah kamu bahwa mencampur-adukkan dan menyamarkan hal-hal yang dilarang dengan dalih itu adalah perbuatan baik tidak dibenarkan menurut Allah dalam Al-Quran?
"Dan janganlah kalian mencampur-adukkan kebenaran dengan kebatilan..." (QS. Al Baqarah: 42)
Bisa jadi tulisan ini menjadi kabar baik bagi kamu yang sudah bersiap-siap menolak berbagai ajakan berbuka puasa bersama. Apapun alasanmu, kamu berhak penuh atas kontrol menerima atau menolak ajakan. Apalagi bulan Ramadhan adalah bulan dimana kita memiliki kesempatan besar untuk banyak-banyak beribadah kepada Allah karena di bulan inilah pahala dilipatgandakan dan pintu maaf dibuka seluas-luasnya. Mungkin daripada nongkrong tidak jelas menghabiskan waktu dan meneledorkan ibadah sunnah bahkan wajib di bulan puasa, ada baiknya kita untuk menolak ajakan buka puasa tersebut.
Namun, jika kamu merasa tetap ingin menghadiri ajakan berbuka puasa bersama, jangan sampai menelantarkan ibadah wajib seperti salat Maghrib ya!.
Kalau mendapat undangan berbuka puasa bersama dari keluarga? Jangan ditolak, karena perintah keutamaan menjalin silaturahmi disini berlaku.
Baca selanjutnya konten mengenai agama disini, misalnya mengenai syiriknya menyewa pawang hujan.