Mohon tunggu...
Zeneth AyeshaThobarony
Zeneth AyeshaThobarony Mohon Tunggu... Freelancer - Lifetime Learner

zenethobarony.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Krung Thep dan Bangkok, Hasil dari Sikap Mengakomodir Sejak Dulu

24 Maret 2022   14:32 Diperbarui: 13 Desember 2022   13:40 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Twitter @phacharaphornp 

Masyarakat umum populer menyebut Ibukota Thailand dengan nama Bangkok. Namun kini berhembus kabar bahwa Pemerintah Thailand mengganti nama kota Bangkok menjadi Krung Thep Maha Nakhon. Benarkah kota Bangkok kini telah berubah nama resmi?

Keputusan untuk mensahkan penyebutan nama Krung Thep Maha Nakhon disahkan oleh Perdana Menteri Thailand, Prayut Chan O Cha yang dirilis oleh Kantor Berita Pemerintahan Thailand pada tanggal 15 Februari 2022.

Nama asli Kota Bangkok

Faktanya, Kota Bangkok tidak pernah berganti nama. Krung Thep Maha Nakhon sudah sejak dahulu tertulis di dokumen resmi Pemerintah Thailand sebagai nama Ibu Kota Thailand. Bahkan, Ibu kota ini memiliki nama yang sangat panjang.

Krung Thep Mahanakhon Amon Rattanakosin Mahinthara Ayuthaya Mahadilok Phop Noppharat Ratchathani Burirom Udomratchaniwet Mahasathan Amon Piman Awatan Sathit Sakkathattiya Witsanukam Prasit.

Nama asli yang sangat panjang ini membuatnya memecahkan Guinness World of Records sebagai Ibukota dengan nama terpanjang.

Hampir tidak ditemui warga lokal Thailand yang menyebut Kota Bangkok dengan sebutan "Bangkok" kecuali ada warga asing yang terlibat di dalam pembicaraan tersebut. Jadi, sudah sejak dahulu warga lokal menyebut Bangkok dengan Krung Thep, bahkan nama panjang Krung Thep Maha Nakhon diajarkan di sekolahan dengan cara menyanyikannya agar mudah dihafalkan oleh anak sekolah.

Kenapa nama asli Kota Bangkok sepanjang itu?

Seperti yang dilansir dari akun twitter Phaca Phanomvan (@phacaraphornp), Kota Bangkok sebenarnya adalah 2 daerah dimana warga asing melangsungkan kegiatan bisnisnya pada abad ke-17 dan ke-18. Kota Bangkok terletak di sebelah timur sungai Chao Phaya yang memisahkan area Bangkok-Noi dan Bangkok-Yoi. Akhiran "kok" berasal dari bahasa Thailand "Koh" yang artinya kepulauan. Ini menunjukkan tepi sungai yang posisinya lebih tinggi.

Teori lain mengatakan bahwa awalan "Bang" dari "Bangkok" berarti bagian yang menghubungkan dua badan sungai yang kecil.

Pada tahun 1972, Jendeal Thanom Kittakachorn yang merupakan diktator komunis Thailand mempersatukan antara area Krung Thep dan Mahanakhon sehingga lahirlah nama Krung Thep Mahanakhon.

Dalam logonya pun tertulis jelas nama Krung Thep Maha Nakhon, tidak hanya Krung Thep saja.

krung-then-2-623c1e4cd69ab32d173ab6d4.jpg
krung-then-2-623c1e4cd69ab32d173ab6d4.jpg

Budaya plegmatis Masyarakat Thailand Sejak Dulu

Tahukah kamu kalau Thailand adalah satu-satunya negara ASEAN yang tidak pernah dijajah oleh satu negara Eropa pun?

Lebih tepatnya tidak pernah dijajah sepenuhnya. Para Thai Marxist di tahun 1950 menyebut Kerajaan Siam sebagai semi-feodal dan semi-kolonial seperti yang dikutip dari sebuah artikel yang ditulis oleh Hong Lisa di buku Modern Asian Studies (Mei, 2004).

Bayangkan, Thailand diapit oleh negara tetangga yang dijajah. Indonesia dijajah oleh Belanda, Laos, Kamboja, dan Vietnam dijajah oleh Prancis, Malaysia dan Burma dijajah oleh Inggris.

Thailand dikenal pula dengan sebutan Buffer state.

Seperti yang dikutip dari jurnal British and American Influence in Post-War Thailand yang dirilis pada tahun 2009, Inggris dan Prancis telah bersepakat bahwa Thailand adalah wilayah yang merdeka pada tahun 1896 sehingga setelahnya hingga Perang Dunia II Thailand memiliki status "Buffer state".

Raja Chulalongkorn (Rama V) yang memegang tampuk pemerintahan Kerajaan Siam pada tahun 1868-1910 memegang peranan penting menyelamatkan Thailand dari kolonialisasi Eropa. Bagaimanakah caranya?

Jika negara-negara tetangga Thailand dijajah oleh kolonial asing, maka Thailand sendiri lah yang mengadopsi metode kolonial ke dalam tampuk pemerintahannya.

Thailand atau Kerajaan Siam sejak jaman dahulu memiliki budaya "accomodating" terhadap kolonial barat mengingat Thailand yang sangat berhati-hati agar tidak diraup oleh kolonial di sekitarnya. Wajar saja, kerajaan Siam hanyalah kerajaan kecil dimana posisinya diapit oleh kekuatan 2 kolonial, yakni Prancis dan Inggris.

Ini diperparah dengan kebiasaan warga asing yang seenaknya memberi nama sebuah daerah hanya berdasarkan pengamatan mereka saja. Para kolonial ini pun juga tidak peduli bagaimana orang lokal menyebut sebuah daerah. Kedua hal ini berkontribusi terhadap pengaruh penamaan kota Bangkok seperti yang populer dikenal sekarang.

Meskipun secara de facto kerajaan Siam bebas dijajah secara politik, Namun sebenarnya secara ekonomi dan kultural, secara tidak langsung para kolonial terlibat langsung dalam pembuatan peraturan-peraturan. Misalnya tekanan dari kerajaan Inggris perihal monopoli kebun teh di wilayah Thailand.

Tradisi Para petinggi yang terbiasa mengakomodir banyak pihak barat ini adalah lumrah. Tahukah kamu bahwa sebenarnya pemimpin kerajaan Siam "licik"? Mereka tidak hanya bekerja sama dengan satu atau dua negara barat, tapi bahkan banyak negara Barat. Kerajaan Siam melakukan perjanjian bersama dengan Prancis, Inggris, Cina, Jerman, bahkan Rusia sekali pun.

Sekarang, pihak kerajaan ingin bersikap "adil" akan adanya keberagaman julukan Thailand ini dan tidak ingin membuat pihak manapun marah. Baik Krung Thep dan Bangkok sama-sama sebutan resmi. Lokal menyebut Krung Thep dan warga asing menyebut Bangkok.

Keadaan Thailand sebagai satu-satunya negara yang tidak pernah dijajah secara keseluruhan oleh kolonial Eropa membuat banyak perbedaan di antara Thailand dengan negara jajahan kolonial lainnya di Asia Tenggara. Jika banyak warga negara bekas jajahan seperti Indonesia memandang orang kulit putih campuran antara kekaguman dan kekesalan, maka warga Thailand memandang mereka dengan gabungan kegembiraan dan keacuhan. Oleh karena itu, mereka terkenal lebih mudah menyambut warga asing asalkan mereka berkelakuan baik di negara mereka, tulis Chris Baker dalam tulisannya di Wall Street Journal yang sekaligus merupakan pengarang buku Thailand: Economy and Politics and Thailand's Boom!

Tidak hanya itu, warga bekas negara jajahan kerap merasa dirinya inferior terhadap barat. Mereka juga bersikap lebih konservatif agar budaya lokal tidak bercampur dengan budaya asing. Kebalikannya, generasi-generasi muda malah melupakan akar budaya dan sibuk mengadaptasi budaya barat.

Berbeda dengan warga Thailand yang menganggap budaya lokal dan barat setara. Mereka juga lebih mudah mengkombinasikan budaya tersebut. Bahkan banyak iklan Thailand yang memenangkan penghargaan di kategori iklan karena mempromosikan sesuatu sangat Thailand dan sangat barat sekaligus.

Perubahan nama kota Bangkok

Ternyata nama kota Bangkok sama sekali tidak diubah, yang diubah cuma penggunaan tanda kurung pada dokumen resminya. Bahkan nama kota Bangkok masih tetap ada di dokumen resmi kerajaan. Jika perubahan nama Kota Bangkok ini terdengar heboh, itu hanya dibesar-besarkan oleh media saja.

Cara baca dokumen resmi kerajaan adalah nama kota yang disebutkan pertama adalah nama resmi dan nama berada di dalam kurung adalah nama informal atau penyebutan yang biasa warga asing lakukan.

ktmn-623c1d3dbb4486035d256483.jpg
ktmn-623c1d3dbb4486035d256483.jpg
Jika kamu berkeberatan menyebut Bangkok sebagai "Krung Thep", maka tidak masalah kok kalau kamu tetap menyebutnya Bangkok. Kalau Pemerintahan Thailand saja tidak mempersoalkan, kenapa media harus ribut membicarakannya?

Baca cerita lainnya tentang Chiang Mai, Thailand

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun