Mohon tunggu...
Zeneth AyeshaThobarony
Zeneth AyeshaThobarony Mohon Tunggu... Freelancer - Lifetime Learner

zenethobarony.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Krung Thep dan Bangkok, Hasil dari Sikap Mengakomodir Sejak Dulu

24 Maret 2022   14:32 Diperbarui: 13 Desember 2022   13:40 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tradisi Para petinggi yang terbiasa mengakomodir banyak pihak barat ini adalah lumrah. Tahukah kamu bahwa sebenarnya pemimpin kerajaan Siam "licik"? Mereka tidak hanya bekerja sama dengan satu atau dua negara barat, tapi bahkan banyak negara Barat. Kerajaan Siam melakukan perjanjian bersama dengan Prancis, Inggris, Cina, Jerman, bahkan Rusia sekali pun.

Sekarang, pihak kerajaan ingin bersikap "adil" akan adanya keberagaman julukan Thailand ini dan tidak ingin membuat pihak manapun marah. Baik Krung Thep dan Bangkok sama-sama sebutan resmi. Lokal menyebut Krung Thep dan warga asing menyebut Bangkok.

Keadaan Thailand sebagai satu-satunya negara yang tidak pernah dijajah secara keseluruhan oleh kolonial Eropa membuat banyak perbedaan di antara Thailand dengan negara jajahan kolonial lainnya di Asia Tenggara. Jika banyak warga negara bekas jajahan seperti Indonesia memandang orang kulit putih campuran antara kekaguman dan kekesalan, maka warga Thailand memandang mereka dengan gabungan kegembiraan dan keacuhan. Oleh karena itu, mereka terkenal lebih mudah menyambut warga asing asalkan mereka berkelakuan baik di negara mereka, tulis Chris Baker dalam tulisannya di Wall Street Journal yang sekaligus merupakan pengarang buku Thailand: Economy and Politics and Thailand's Boom!

Tidak hanya itu, warga bekas negara jajahan kerap merasa dirinya inferior terhadap barat. Mereka juga bersikap lebih konservatif agar budaya lokal tidak bercampur dengan budaya asing. Kebalikannya, generasi-generasi muda malah melupakan akar budaya dan sibuk mengadaptasi budaya barat.

Berbeda dengan warga Thailand yang menganggap budaya lokal dan barat setara. Mereka juga lebih mudah mengkombinasikan budaya tersebut. Bahkan banyak iklan Thailand yang memenangkan penghargaan di kategori iklan karena mempromosikan sesuatu sangat Thailand dan sangat barat sekaligus.

Perubahan nama kota Bangkok

Ternyata nama kota Bangkok sama sekali tidak diubah, yang diubah cuma penggunaan tanda kurung pada dokumen resminya. Bahkan nama kota Bangkok masih tetap ada di dokumen resmi kerajaan. Jika perubahan nama Kota Bangkok ini terdengar heboh, itu hanya dibesar-besarkan oleh media saja.

Cara baca dokumen resmi kerajaan adalah nama kota yang disebutkan pertama adalah nama resmi dan nama berada di dalam kurung adalah nama informal atau penyebutan yang biasa warga asing lakukan.

ktmn-623c1d3dbb4486035d256483.jpg
ktmn-623c1d3dbb4486035d256483.jpg
Jika kamu berkeberatan menyebut Bangkok sebagai "Krung Thep", maka tidak masalah kok kalau kamu tetap menyebutnya Bangkok. Kalau Pemerintahan Thailand saja tidak mempersoalkan, kenapa media harus ribut membicarakannya?

Baca cerita lainnya tentang Chiang Mai, Thailand

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun