Mohon tunggu...
Zeneth AyeshaThobarony
Zeneth AyeshaThobarony Mohon Tunggu... Freelancer - Lifetime Learner

zenethobarony.com

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Kenapa Harus Menggunakan Grab Saat di Chiang Mai

3 Desember 2019   16:08 Diperbarui: 13 Desember 2019   17:15 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sulitnya transportasi umum di Chiang Mai membuat transportasi daring menjadi pilihan transportasi paling murah di sana. Grab merupakan transportasi daring satu-satunya di Thailand.

Sebelumnya, dimanakah itu Chiang Mai?

Baik.

Bagi sebagian turis Indonesia, Chiang Mai merupakan destinasi wisata asing di Thailand. Padahal Chiang Mai adalah kota kedua terbesar di Thailand sekaligus merupakan kota terbesar di utara Thailand. Terletak tepat dibawah kaki pegunungan (Doi) Suthep, menjadikan kota ini menawarkan pemandangan pegunungan yang fantastis disertai dengan hawa sejuk. 

Berbeda dengan Bangkok yang merupakan kota metropolitan serta Phuket dan Pattaya yang merupakan kota pantai turis, penduduk di kota Chiang Mai masih banyak sekali yang tidak bisa berbahasa Inggris. Meski begitu, di Chiang Mai banyak sekali turis mancanegara, terutama turis Cina selatan mengingat Thailand berbatasan langsung dengan Cina. 

Banyak juga turis Eropa yang menginap di daerah semacam Nimmanheiman dan kota tua. Selama disana kami belum menemukan turis Indonesia selain kami sendiri, orang tua saya yang datang berkunjung serta teman-teman suami yang sama-sama mengikuti stase Chiang Mai di Rumah Sakit Maharaj Nakorn.

Suami berkesempatan mendapatkan salah satu stase di Chiang Mai. Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan, saya dan Hasan (anak kami) ikut turut serta. Berhubung kami tidak diberi pinjaman kendaraan sama sekali, maka riset transportasi sebelum berangkat menjadi suatu kewajiban. 

Riset dan pengalaman kami disana membuat saya mencapai kesimpulan bahwa kerap kali menggunakan Grab merupakan opsi termurah dan termudah. Mari saya jelaskan kenapa Grab menjadi #AplikasiUntukSemua dan #SelaluBisa.

Royal Flora Rajapruek, Chiang Mai | 123rf
Royal Flora Rajapruek, Chiang Mai | 123rf

Sekilas soal Grab

dok. Grab
dok. Grab
Grab adalah perusahaan servis transportasi yang berasal dari Singapura. Didirikan pada tahun 2012 dan pada tahun ke-7 kiprahnya sudah bisa memiliki status decacorn pertama di Asia Tenggara. Pesaingnya, Uber, terpaksa harus hengkang dari Asia Tenggara karena kepemilikan di Asia Tenggara sudah diakuisisi oleh Grab. Grab bermula dari servis pengantaran menggunakan mobil secara online diatas tajuk GrabCar. Grab sangat berkembang di Indonesia, menawarkan  banyak bantuan-bantuan kemudahan melalui daring seperti:
  • GrabBike: ojek daring
  • GrabFood: jasa pesan-antar makanan
  • GrabDelivery: jasa pengantaran barang
  • GrabPay: bekerja sama dengan OVO
  • Jasa lainnya, seperti pembelian pulsa, pembersihan dan reparasi, skuter, pembelian tiket, pemesanan hotel, video, pembayaran tagihan, jasa pembelanja, dan jadwal bus.

Grab Thailand

Rasanya, jasa-jasa yang ditawarkan oleh Grab Indonesia benar-benar komplit. Berbeda dengan Grab Thailand pada saat itu (Oktober 2018) yang hanya menawarkan 2 jasa utama, yaitu GrabCar dan GrabDelivery. Ternyata, sekarang sudah tersedia jasa Grabfood, Grabpay, Grabgroceries, dan Grabhotels. Berikut layanan-layanan yang disediakan oleh Grab Thailand:

  • Transport: GrabTaxi, GrabCar, JustGrab, GrabRoddaeng, GrabTuktuk (terbaru), GrabBike (terbaru), Rent
  • GrabFood
  • GrabPay
  • GrabExpress
  • GraFresh

Sistem pembayarannya juga hanya menggunakan uang tunai dan kartu kredit. Fitur Grabpay baru ada sejak November 2018, bekerja sama dengan Kasikornbank.

Alasan Menggunakan Grab di Chiang Mai

Paling Nyaman

Siapa yang tidak mau berkendara dengan mobil ber-AC yang nyaman? Jika ingin berpergian dengan nyaman, Grab lah pilihannya. Berkali-kali kami menggunakan Grab di Chiang Mai, kami mendapat beraneka jenis mobil yang nyaman. 

Bahkan, pernah sekali kami mendapat mobil sedan mewah yang sepertinya pengemudi adalah seorang pegawai kantor yang sudah memiliki posisi tinggi dan hendak sekalian mendapatkan duit tambahan sembari pulang kerja. Mobilnya bagus, wangi dan jok bagian belakang dialasi oleh kain.

Mobilisasi menggunakan songthaew (semacam angkot) harus desak-desakan, bahkan panas saat siang hari. Begitu juga dengan tuk tuk. Menggunakan bus umum cukup nyaman sih, tetapi harus berjalan sangat jauh karena rute dan halte-nya sangat terbatas. Kalau sedang tidak ingin bersusah payah, Grab lah yang menjadi solusi.

Songthaew (Roddaeng)
Songthaew (Roddaeng)

Sistem transportasi umum yang jelek

Kurang dari sebulan sebelum berangkat ke Chiang Mai, saya sudah hilir mudik bertanya kesana kemari demi riset transportasi umum disana. Hal ini menjadi penting mengingat kami disana tidak mendapatkan kendaraan untuk mobilisasi. 

Berbekal bertanya ke suatu grup ibu-ibu alumni institut gajah, akhirnya saya mendapatkan kontak seorang rekan yang sudah belasan tahun tinggal disana! Saya pun giat bertanya-tanya dan mendapatkan jawaban bahwa sistem transportasi umum di Chiang Mai pada saat itu jelek. Panduan menggunakan transportasi umum di Chiang Mai selengkapnya bisa dilihat disini. 

Singkat kata, transportasi umum disana hanya ada songthaew  yang tidak memiliki rute khusus, tuk tuk yang tarifnya luar biasa mahal dan bus umum yang langka dan memiliki rute sangat terbatas. Bingung kan? Saya baru bisa mengetahui pola dan trik-trik khusus menggunanakan transportasi umum disana minimal seminggu. Lantas, apa yang menjadi andalan jika tidak sempat mempelajari dan butuh kepraktisan?

Grab adalah solusinya. Naik kendaraan umum butuh titik-titik tertentu sebagai pemberhentian. Sementara Grab bisa menjangkau dimanapun kita berada dan kemana pun tujuan kita. Datang tepat di depan kita. Sampai tepat di depan lokasi tujuan. Sangat praktis dan efisien.

Mayoritas penduduk tidak bisa berbahasa Inggris

Bahasa Inggris adalah bahasa universal yang kita gunakan saat kita berada di luar negeri dimana Bahasa Indonesia bukan menjadi bahasa percakapan. Lantas bagaimana jika bahkan Bahasa Inggris pun tidak dimengerti oleh hampir 80% populasi Chiang Mai? Bagaimana kita berkomunikasi? Bagaimana kita menggunakan sarana transportasi?

Memberhentikan songthaew, menanyakan arah, memastikan pengemudi faham kita hendak menuju kemana, mendiskusikan harga. Butuh trik-trik khusus serta pengalaman untuk melakukannya karena 95% para supir tidak memahami Bahasa Inggris. Berpotensi tersesat? Kemampuan membaca peta juga menjadi kemampuan krusial untuk bisa mobilisasi di Chiang Mai.

Dengan adanya Grab, kendala bahasa sudah tidak menjadi hambatan lagi. Banyak pengemudi Grab yang bisa memahami Bahasa Inggris. Berkomunikasi melalui fitur obrolan di aplikasi juga sudah otomatis diterjemahkan. Misalkan pengemudi mengetik dalam Bahasa Thai, otomatis sudah terbaca menjadi Bahasa Inggris. Kita menulis menggunakan Bahasa Inggris, otomatis sudah terbaca menjadi Bahasa Thai oleh pengemudi.

Paling murah untuk kendaraan masal

 Umumnya, transportasi umum adalah transportasi yang paling murah. Tapi tidak untuk Chiang Mai.

Ongkos songthaew sekali jalan adalah 20-40 baht (10 ribu - 20 ribu rupiah). 20 baht jika jarak sangat dekat, 30 baht jarak biasa, 40 baht jarak sangat jauh. Tarif ini jauh berbeda dari angkot Jakarta yang hanya memakan tarif 3 ribu sampai 10 ribu rupiah. Bayangkan saja, hanya untuk berpergian jarak pendek saja bisa memakan kocek sebesar 30 ribu rupiah pulang pergi. Anak kecil biasanya tidak dihitung, tetapi pernah sekali anak saya dihitung. Wah, 30 ribu sekali berangkat saja itu.

Untuk jarak yang sama, biasanya naik Grab hanya menghabiskan sekitar 70-90 baht (35 ribu-45 ribu rupiah) saja. Jika dalam rombongan berjumlah 3-4 orang, tidak ada opsi lain, naik Grab adalah solusi yang paling murah! Naik Songthaew bisa menghabiskan 90-120 baht (45-60 ribu rupiah). Ditambah jaminan nyaman dan menghemat waktu. Opsi yang paling bonafide.

Bagaimana kalau dalam 1 rombongan berjumlah lebih dari 4 orang? GrabRoddaeng solusinya! Untuk jarak yang sama, jika GrabCar memakan tarif 80 baht, GragRoddaeng bisa 90-100 baht. Kalau kapasitas GrabCar biasa maksimal 4 orang, kapasitas RodDaeng bisa 10-12 orang. Misalkan satu rombongan berjumlah 6 orang, alih-alih memesan 2 GrabCar yang menghabiskan 160 baht, jauh lebih ekonomis memesan 1 GrabRoddaeng seharga 90 baht.

Banyak Tempat Wisata yang jauh dari kota

Sebagai kota yang terletak di kaki gunung, Chiang Mai banyak menawarkan wisata alam yang sangat indah seperti pemandangan dari pegunungan, mata air, maupun kebun raya. Lokasi-lokasi wisata alam tersebut banyak yang berada jauh dari pusat kota, jadi jangan berharap kepada transportasi umum. Pilihan mencapainya adalah sewa mobil/motor dan jasa Grab. 

Sewa mobil dan motor kurang praktis bagi yang ingin mendapatkan solusi cepat, karena harus mendatangi pihak rental dan melakukan tawar-menawar. Riskan mendapatkan harga mahal apabila kita tidak pintar menawar. 

Salah satu fitur Grab Thailand adalah Rent. Kita bisa menyewa mobil sekaligus pengemudi untuk tarif per jam-jam. Rental mobil semudah diujung jari saja. Tarifnya juga lumayan kompetitif. 

GrabRent ini adalah salah satu solusi pragmatis ketimbang GrabCar jika hendak berpergian ke atraksi alam. Biaya lebih mahal karena jarak yang jauh. Pulang dari lokasi wisata alam juga belum tentu mendapatkan GrabCar karena biasanya lokasi bukan merupakan area yang ramai hilir mudik mobil. Penggunaan GrabRent jauh lebih ekonomis asalkan kita bisa memperkirakan waktu yang dibutuhkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun