 Oleh: Rokhimatus SholekhahÂ
Dalam sebuah hadis diceritakan bahwa malaikat meletakkan sayapnya diatas orang orang yang mencari ilmu. Dan bahkan ikan di lautan lepas pun ikut mendoakan dan memintakan ampunan bagi orang yang mencari ilmu. Lantas, sejauh manakah keutamaan orang mencari ilmu bahkan hingga dikatakan bahwa malaikat (read: mbeber) meletakkan atau melebarkan sayapnya diatas orang yang mencari ilmu.
" Tholabul ilmi faridhotun 'ala Kulli muslimin wal muslimat" mencari ilmu adalah kewajiban setiap muslim laki-laki dan muslim perempuan. Bahkan dalam sebuah kajian, Abah Kyai Muhammad Azhari dawuh dengan penekanan yakni pada kata ' banget fardhune'. Mencari ilmu juga merupakan kewajiban setiap individu, hukumnya juga fardhu ain atau wajib bagi setiap muslim. Bukan seperti fardhu kifayah, yang apabila sudah ada yang melakukan maka kewajiban tersebut sudah gugur bagi orang lain. Hukum mencari ilmu adalah fardhu ain, yang artinya setiap orang dan setiap pribadi wajib memilikinya.
" Nang endi wae kudu tetep ngaji, wong nek ngaji kui rezekine teko Dewe, wes pokoe mantep, ngaji" dawuh KH Nurul Huda Djazuli ini semakin memantapkan kami khususnya para santri untuk bersemangat dalam mencari ilmu. Memang, mata dunia tidak pernah menyorot seberapa kuat dan seriusnya santri dalam menopang kemajuan negeri. Kebanyakan kabar masih sibuk menayangkan tayangan yang kurang tepat dan bermanfaat. Lalu bagaimana kita akan ragu dengan dawuh diatas, sementara dalam hadis juga sudah diterangkan bahwa malaikat, jika malaikat saja memberikan perhatian berupa sayapnya yang meneduhi seorang pencari ilmu, maka apakah rezeki dari Allah masih harus kita pertanyakan?
Seorang bijak pernah berkata " lebih baik saya berjalan memakai sandal sembari memikirkan Tuhan, daripada saya berada di masjid namun saya memikirkan sandal" tingkat ilmu dan pengetahuan memanglah berbeda dari masing-masing orang yang mempelajarinya.
Yang pasti, ilmu adalah hal yang mulia dan indah. Namun, ilmu tanpa adab bagaikan ikan tanpa air. Ikan akan tetap menjadi ikan, namun jika ia terlalu lama menjauh dari air, maka ia akan mati dan tak berguna. Sementara air, walaupun ia tak bertemu dengan ikan, ia akan tetap berguna. Sama halnya dengan ilmu, ilmu tanpa adab suatu hari dapat menjadi hal yang kurang baik, sementara adab tanpa ilmu memang akan menimbulkan kerusakan pula, namun tidak separah orang berilmu tapi tidak beradab.
" Ora masalah, santri kui kudu necis, seng keren sek gagah" kutipan dawuh dari Agus Muhammad Abdurrahman Al-Kautsar ini menjadi pedoman bagaimana seharusnya santri bersikap. Meskipun terbentur oleh mindset tanpa penghasilan di masyarakat, namun santri tetap harus mengepakkan sayapnya dalam dunia dakwah, karena apa? Merekalah yang memegang tongkat estafet keilmuan para ulama. Sarung dan koko merekalah yang menjadi saksi bahwa malaikat ikut mendoakan dan memintakan ampunan bagi para pencari ilmu.Â
Dalam sebuah kesempatan ketika kunjungan ke beberapa Pesantren, dawuh Habib Husein Bin Ja'far saat berada di Pondok Pesantren Lirboyo " Santri itu, rebahannya saja sudah di takuti syetan, tidurnya saja ditakuti syetan, dan santri itu, kalau bangun dia akan membangun bangsa" Sontak dawuh beliau ini menjadi viral dan menjadi semboyan baru bagi para santri.
" Ciri ciri nom-noman nyeni kui ora njuk nek pas galau malah mabuk, malah golek perkoro sek Ra nggenah, Jane nek asli pinter kui nek pas judeg malahan kudune lungo ngaji, nyedak marang ulama" dawuh Agus Muhammad Iqdam Cholid dalam sebuah kesempatan.
Dalam sebuah hadis juga didawuhkan ' barang siapa yang Allah kehendaki untuk menjadi baik, maka Allah akan memberikan kepahaman kepadanya dalam bidang agama.Â
Semoga kita semua senantiasa diberikan kesehatan dan keselamatan, umur panjang yang penuh barokah. Semoga bermanfaat...
Temanggung, 22 Juni 2023
#agusmuhammadabdurrahmanalkautsar
#agusmuhammadiqdamcholid
