Mohon tunggu...
MatusBest
MatusBest Mohon Tunggu... Lainnya - Santri

Hobi : membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Memperbaiki Hubungan dengan Guru, apakah Perlu?

15 Juni 2023   02:40 Diperbarui: 27 Juni 2023   07:04 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

     Pendidikan di Indonesia kian hari menampakkan perubahan yang semakin signifikan. Perbaikan menuju ke arah yang lebih baik dan semakin terarah membuat kebanyakan siswa menjadi semakin pandai dan cerdas. Komponen dari sukses dan cerdasnya anak anak tak lain dan tak bukan adalah guru. Guru merupakan jembatan bagi anak yang baru akan mengenal ilmu yang selama ini belum mereka dapatkan di lingkungan keluarga. 

Dalam kitab Alala diterangkan bahwa syarat mencari ilmu ada 6:

1. Cerdas: atau seseorang yang secara mental dan akal dinyatakan sehat dan mampu menyerap pelajaran 

2. Semangat: semangat dalam mencari ilmu juga sangat dibutuhkan, mencari ilmu juga merupakan kerja sama antara jiwa dan raga. Jadi, memiliki semangat akan sangat membantu seseorang dalam mencapai sesuatu

3. Sabar: sabar adalah tulisan yang sangat mudah ditulis namun sulit untuk diamalkan. Sabar menunggu jika ilmu yang dipelajarinya belum dimengerti atau sebagainya

4. Memiliki biaya : biaya merupakan andil dari orang tua yang menginginkan anaknya menjadi generasi yang lebih baik, mengapa harus biaya? Karena biaya merupakan bukti ikhtiar kedua orang tua

5. Guru: dalam sebuah maqolah dikatakan bahwa barang siapa yang mempelajari sesuatu tanpa guru, maka gurunya adalah setan. Guru atau orang yang menunjukkan sering juga disebut Mursyid 

6. Waktu yang lama: mengapa harus mencapai waktu yang lama? Karena semuanya tidak ada yang instan, apalagi kemuliaan! Waktu yang lama juga dapat membuat kita berpikir betapa indahnya ketika otak kita memang sudah bekerja sewajarnya, dan mampu menyikapi keadaan dengan dewasa 

 

    Bahkan sayyidina Ali karomallahu wajhah pernah berkata " aku adalah budak bagi orang yang mengajarkanku ilmu, walau hanya satu huruf" dari maqolah tersebut, dapat dipetik kesimpulan bahwa sayyidina Ali yang merupakan gerbangnya ilmu pengetahuan sangat menghormati orang yang menyampaikan ilmu atau kita sebut sebagai guru. Lalu bagaimana dengan kita? Apakah sampai detik ini kita telah menghormati guru kita? 

Apakah ta'dhim kita sudah selayaknya? Mari, sama-sama kita perbaiki hubungan kita dengan guru, terutama guru spiritual atau guru yang mengajarkan kita perihal agama. Karena guru, membukakan jendela ilmu yang belum kita ketahui sebelumnya. Semoga, pendidikan di Indonesia semakin membaik dan melahirkan orang-orang hebat yang akan membanggakan bangsa ini, amiiin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun