Mohon tunggu...
Matthew Moreno Katoroy
Matthew Moreno Katoroy Mohon Tunggu... Mahasiswa - SMA Kolese Kanisius Jakarta

Saya adalah seorang mahasiswa yang mencoba mengungkap segala minat saya dalam artikel yang saya tulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Melihat Indahnya Toleransi Pondok Pesantren Nur El Falah dengan SMA Kolese Kanisius Jakarta

19 November 2024   08:25 Diperbarui: 19 November 2024   08:51 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

"Semakin tinggi ilmu seseorang, semakin besar rasa toleransinya"

- Gusdur

Konsep toleransi adalah menghargai agama yang dianut oleh orang lain tanpa memaksakan agama kita sendiri. Mungkin di benak kita toleransi itu hanya sekedar tidak mengganggu cara ibadah orang lain, namun pernahkah anda berpikir bentuk lain dari toleransi adalah menghadiri, mengikuti, dan terlibat langsung dari kehidupan religi orang yang berbeda dengan kita?  Pengalaman indah ini dialami oleh siswa kelas 12 Kelas SMA Kolese Kanisius Jakarta dalam kegiatan "Ekskursi 2024 : Embrace, share, and Celebrate Our Faith".

Apa itu ekskursi? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ekskursi adalah perjalanan untuk bersenang-senang atau piknik, tetapi lebih dari sekedar berpiknik acara ini bertujuan untuk mengenal kehidupan para santri dalam keseharian mereka. Dengan tema yang diangkat, para Kanisian (sebutan untuk siswa SMA Kolese Kanisius) diajak untuk merangkul, berbagi, dan merayakan keberagaman di berbagai pondok pesantren yang tersebar di Banten, Bogor, Tasikmalaya.

Pengalaman kami

Rabu, 30 Oktober 2024, jam 10 pagi, bus yang membawa kami sampai di Pondok Pesantren Nur El Falah, Serang Banten. Sesaat setelah kami sampai, kami disambut oleh para santri dan beberapa kyai serta jajaran pengurus pondok. Sambutan yang hangat merupakan hadiah pertama dari pesantren Nur El Falah kepada kami. Setelah beberapa sambutan, kami diajak untuk berkeliling kompleks pondok pesantren. Begitu terpesonanya saya dengan Masjid Agung Nur El Falah yang begitu besar dan megah, ditambah kekhusyukan orang-orang yang beribadah di dalamnya membuat kesan religi semakin kuat. 

Kemudian setelah mengunjungi Masjid Agung, saya diajak untuk berkeliling ke kelas-kelas SMA maupun madrasah. Jam makan siang pun tiba, kami diajak untuk makan siang bersama para santri, begitu terkejutnya saya ketika melihat budaya para santri yang makan beramai-ramai di satu piring besar, kalau para santri menyebutnya liwetan. Para santri mengatakan liwetan dapat mempererat solidaritas antar para santri, tak heran mereka melakukan apa-apa selalu bersama layaknya tentara. Setelah makan siang kami diberikan jam istirahat, waktu tersebut saya gunakan untuk bertukar pikiran dengan para santri, saya mendapat banyak insight baru mengenai kehidupan mereka. 

Tak terasa kami asyik mengobrol, ashar pun tiba dan para santri beramai-ramai ke masjid agung untuk menjalankan salat ashar. Saya pun hanya duduk di belakang mengamati para santri beribadah yang kemudian dilanjutkan dengan mengaji, tetapi sebelum mengaji mereka diberikan waktu untuk istirahat, makan sore, dan mandi. Kemudian pukul 6 sore, mereka melakukan salat maghrib dilanjutkan dengan mengaji sampai pukul 10 malam, saya kagum dengan para santri karena mereka dapat tetap fokus mengaji dari pukul 6 sore hingga pukul 10 malam sedangkan saya sudah mengantuk-ngantuk. Setelah selesai mengaji, mereka diberikan waktu tidur sampai pukul 5 pagi. 

Salat subuh merupakan kegiatan wajib bagi mereka, para pengurus dengan garangnya mengetok-ngetok pintu kamar kami untuk membangunkan para santri, saya yang ikut terbangun pun ikut ke masjid untuk mengamati para santri menjalankan salat subuh. Alangkah terkejutnya ketika saya melihat para pengurus santri menjepret lantai untuk membangunkan santri yang mengantuk, tak jarang mereka terkadang menjepret kepala santri dengan peci. Saya sangat terkejut dengan budaya tersebut, tetapi begitulah budaya disiplin pondok pesantren. Setelah salat subuh, dan persiapan pagi saya mengikuti dinamika belajar di SMA Nur El Falah, murid yang begitu semangat belajar dan juga guru yang inovatif dalam mengajar membuat kegiatan ajar mengajar menjadi begitu menyenangkan. Kemudian setelah kegiatan ajar mengajar dilanjutkan dengan istirahat siang dan setelah itu kami bermain bola bersama para santri untuk mempererat hubungan kami. Tak terasa, maghrib pun tiba dan para santri menjalankan ibadahnya seperti biasa.

Tak terasa hari terakhir pun tiba, rasa-rasanya masih ingin menetap lebih lama tetapi waktu tidak mengizinkan. Perpisahan kami dengan para santri pun terasa sangat hangat dan juga kami diberikan beberapa surat pertemanan yang harapannya membangun persahabatan antara SMA Kolese Kanisius dengan Pondok Pesantren Nur El Falah.

Akhir kata

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun