Merokok merupakan hal yang biasa bagi masyarakat Indonesia. Setiap hari kita jumpai perokok di pinggir jalan, warung kopi, pasar, dan tempat umum lainnnya. Latar belakang perokok juga beragam, mulai dari pengusaha dan pejabat yang berasal dari kasta tinggi, sampai pemulung yang tidak memiliki rumahpun mengonsumsi rokok. Hal ini menjadi bukti bahwa rokok merupakan kebutuhan pokok bagi sebagian orang Indonesia. “Kebutuhan pokok” ini mengandung zat-zat yang mematikan, contohnya methanol yang jika dihisap dapat mengakibatkan buta, lalu TAR yang dapat menyebabkan kanker paru-paru, dan masih banyak lagi zat yang buruk untuk kesehatan.
Rokok begitu diminati di Indonesia sehingga sulit untuk menghilangkan budaya merokok. Hal ini memberi dampak positif bagi pemerintah melalui perusahaan rokok. Penghasilan perusahaan rokok disalurkan ke pemerintah melalui pajak. Neraca pendapatan negara Indonesia terbesar berasal dari pajak perusahaan rokok. Pendapatan negara tersebut akan disalurkan untuk pembangunan fasilitas-fasilitas umum di Indonesia yang menguntungkan bagi rakyat. Tidak hanya itu, perusahaan rokok juga menghisap tenaga kerja seperti petani tembakau, sehingga berkuranglah rakyat yang menganggur.
Solusi permasalahan ini adalah dengan mengganti konsumsi produk rokok dengan rokok elektrik atau disebut juga vape. Menurut Dr. Michael Siegel (Boston University School of Public) munculnya vape dan berkurangnya konsumsi rokok adalah pertanda bahwa kesehatan masyarakat telah meningkat, dan akan berlanjut pada berkurangnya angka kematian serta penyakit. PHE (Public Health England) juga telah menyimpulkan bahwa vape 95% lebih aman dari rokok. Dengan adanya vape konsumsi rokok berkurang dan kesehatan masyarakat Indonesia meningkat, tetapi apa yang terjadi pada para petani tembakau bila konsumsi rokok berkurang? Apakah mereka akan kehilangan pekerjaan? Jawabannya tidak, vape juga mengandung nikotin yang berasal dari tembakau. Para petani tembakau tetap dibutuhkan tenaganya, sehingga tidak terjadi pengangguran.
http://nervouzer.wordpress.com>rokok
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H