Mohon tunggu...
Politik

Pro dan Kontra: Donald Trump

30 Januari 2018   22:04 Diperbarui: 30 Januari 2018   22:20 1196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemilhan presiden Amerika Serikat yang diadakan pada hari 8 November 2016 lalu berujung pada kemenangan Donald John Trump. Kandidat presiden dari kubu Republik ini, telah mengalahkan kandidat dari kubu Demokrat, Hillary Clinton.

Siapakah Donald Trump? Donald John Trump lahir di New York City, New York, 14 Juni 1946 adalah pebisnis, tokoh televisi realita, politikus, dan Presiden Amerika Serikat ke-45.

Kemenangan Donald Trump ini membuat banyak pihak shock dan heran, bahkan kecewa.  Terlebih-lebih selama kampanyenya, Trump kerap melotarkan pernyataan seperti komentar seksis tentang perempuan, berbagai negara, dan ras. Saat pencalonan dirinya, pernyataan Trump tentang larangan Muslim masuk ke Amerika Serikat juga menjadi perbincangan masyarakat luas. Pernyataan-pernyataan Trump ini sangat mengundang kontroversi, sehingga menuai berbagai kecaman dari publik.

Dalam pidato kemenangannya, Presiden Amerika Serikat ke-45 ini menyerukan kepada rakyat Amerika Serikat untuk bersatu padu. Trump juga berikrar kepada setiap warga Amerika Serikat bahwa dia akan menjadi presiden bagi setiap orang Amerika, dan hal itu sangat penting baginya.

Mulai dari pencalonan hingga kemenangan Trump atas Clinton ini menimbulkan berbagai pro dan kontra. Jadi siapakah sebenarnya pendukung dan penentang Donald Trump?

Pro: 

Ada banyak pihak yang pro dan mendukung Donald Trump, tidak terkecuali Kubu Republik. Dukungan Republik terhadap Trump ini makin besar. Berdasarkan survei yang digelar Washington Post memperlihatkan bahwa 85% pendukung Republik lebih memilih Trump. Survei yang dilakukan oleh New York Times juga menunjukkan hasil yang kurang lebih sama. Artinya, tengah terjadi pergeseran di Republik yang menguntungkan Trump.

Tidak hanya golongan yang menganut sistem Republik, kelompok-kelompok kulit putih dan kaum pria juga mendukung Donald Trump. Suara di Negara Bagian Ohio, Florida, dan North Carolina semuanya mengarah ke Donald Trump. Menurut pernyataan yang dilansir pada Washington Post, 57% orang-orang kulit putih mendukung Trump. Hasil survey menyatakan bahwa 65% diantara orang-orang kulit putih yang tak memiliki gelar perguruan tinggi mendukung Trump. Kelas pekerja kulit putih, terutama yang tidak mengenyam pendidikan universitas, terutama laki-laki, beramai-ramai meninggalkan Demokrat dan memilih calon Republik, yang tidak lain adalah Trump.

Banyak juga yang mendukung Trump karena ia dikenal sebagai businessman yang "handal". Dia sudah berkutat dalam dunia bisnis cukup lama, sejak 1971. Dengan jam terbangnya yang sudah tinggi, jelas Trump dapat mengatur dan me-manage ekonomi sebuah negara. Trump juga jelas dapat menyelamatkan dan dapat mencegah Amerika Serikat dari kebangkrutan, dengan menciptakan lapangan kerja yang sebenarnya dan dengan memperluas nilainya sebagai sebagai pemimpin Amerika Serikat.

Pekerja Anti-Imigran juga banyak memberikan suara dan mendukung Trump. Kalangan pekerja ini juga mendukung ide Trump untuk mengusir imigran yang bekerja di AS, karena mereka khawatir tidak akan ada lagi lapangan kerja untuk anak cucu mereka.

Penyuka TV Show The Apprentice juga banyak mendukung Trump, terutama kalangan ibu-ibu yang berusia 50 tahun keatas. Mereka mendukung Trump karena menyukai penilaiannya saat menjadi juri di acara TV ini. mereka menilai bahwa sosoknya sangar berkarakter, fenomenal, dan juga mempunyai hati.

Contra:

Mengapa Trump dibenci oleh banyak orang? Alasannya bermacam-macam. Ia seorang rasis, anti muslim, dan tidak menghargai wanita. Ia juga sering menguluarkan pernyataan-pernyataan kontroversial dalam pidatonya. Karena itulah sangat banyak orang yang membenci Trump. Kebanyakan yang menolak kemenangan Trump antara lain: selebriti, orang kulit hitam, orang-orang muslim, dan masih banyak lagi.

Banyak dari golongan islam yang membenci Trump. Ini semua dikarenakan oleh pernyataan-pernyataannya tentang islam yang kontroversial. Trump "berencana" untuk melarang imigran muslim masuk ke Amerika Serikat. Salah satu penyebab orang muslim membenci Trump adalah karena komentarnya yang menyatakan bahwa semua muslim berkaitan dengan terorisme. Bahkan, usai terjadinya penembakan massal yang dilakukan oleh ISIS di California Desember 2015 lalu, Trump menyerukan larangan terhadap imigran Muslim ke Amerika Serikat.Trump juga mengatakan bahwa ia akan melakukan pengawasan ketat pada masjid-masjid. Dia menganggap masjid sebagai tempat tumbuh kembangnya kegiatan radikal. Pernyataannya tersebut semakin mengundang kebencian golongan muslim.

Para selebriti Amerika juga banyak yang kecewa atas terpilihnya Trump sebagai presiden Amerika Serikat. Sebut saja Colbie Caillat yang berkata," Ini adalah malam yang luar biasa menyedihkan untuk negara kami dan bagi seluruh dunia." Kemudian ada juga Lady Gaga yang menggelar aksi protes di depan Trump Tower. Lalu Katy Perry juga berkata, "Jangan duduk berdiam. jangan menangis. BERGERAK. Jangan biarkan KEBENCIAN memimpin kita", dan masih banyak lagi.

Tidak hanya dari Amerika Serikat, bahkan sebagian dari rakyat Jepang juga membenci Trump. Hal ini dikarenakan oleh berbagai faktor. Faktor pertama adalah ucapan Trump yang meyatakan PM Jepang Shinzo Abe sebagai Pembunuh. Rekaman dari ucapan Trump ini diputar dan disiarkan di berbagai televisi Jepang sehingga mengundang kebencian rakyat Jepang. Faktor kedua adalah ucapan presiden ke-45 AS ini yang meminta Jepang untuk membayar 100% dan membiayai tentara Amerika Serikat yang ada di Jepang. Permintaan ini membuat warga Jepang sangat tersinggung juga.

Warga Meksiko yang tinggal di perbatasan Amerika-Meksiko juga berharap agar Trump tidak terpilih sebagai presiden AS, karena perkataannya tentang imigran dan tembok perbatasan antara AS-Meksiko. Padahal setiap hari ratusan ribu orang Meksiko menyeberang ke Amerika Serikat untuk bekerja. Trump juga akan membatasi impor dengan mengatakan bahwa pabrik Meksiko membunuh industri AS.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun