Mohon tunggu...
Matthew Silitonga
Matthew Silitonga Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Menulis dan belajar, pelajar dan penulis.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kolese Kanisius, Perjalanan Menuju Pendidikan Sempurna

16 September 2024   11:16 Diperbarui: 16 September 2024   11:30 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Edukasi adalah proses pelatihan manusia untuk memenuhi tujuannya dengan memanfaatkan semua kapabilitasnya sebagai bagian dari masyarakat." 

- Aristotle

Kemampuan untuk bertanya itu berkat. Kesempatan untuk bertanya itu berkat. Mengapa? Mengapa manusia dapat bertanya mengapa? Hidup manusia hanyalah siklus tak berujung, siklus tak berujung dari manusia bertanya mengapa, mengapa, dan mengapa. Semua kejadian yang telah terjadi, sedang terjadi, maupun yang akan terjadi memiliki alasan. Kita diberi kemampuan dan kesempatan untuk menanyakan alasannya. Apakah akan kita ambil kesempatan itu dan bertanya? Untuk apa kita tanya? Ya, pada akhirnya itu merupakan pilihan kita sendiri untuk mau bertanya atau tidak.

Manusia berbeda dengan makhluk lain, jika dibandingkan perkembangan makhluk lain dengan manusia dalam konteks ilmu, kita juaranya. Kita memiliki kemampuan untuk tidak hanya mempelajari atau menemukan ilmu baru, tetapi untuk menyimpannya dan mengajarnya kepada orang lain. 

Maka bertanya merupakan sarana manusia untuk mendapatkan ilmu baru bagi yang menginginkan dan kesempatan untuk memberi ilmu bagi yang ditanyakan. Proses bertanya dan ditanya atau proses menjawab dan mencari jawaban sendiri adalah edukasi.

Ilmu di dunia ini berlimpah dan tidak terbatas hingga edukasi juga tidak terbatas, maka apa gunanya sekolah 8 jam di dalam ruangan terus-menerus. Dinding dan atap yang tertutup, papan tulis yang besarnya hanya seberapa, spidol yang tintanya bisa habis, dan buku yang halamannya terbatas. Maka ilmu yang dapat dipelajari juga terbatas, hal ini tidak sejalan dengan tujuan dari edukasi. Tidak mungkin kita sebagai manusia dapat memenuhi potensi kita masing-masing di dalam ruang kelas yang tertutup.

Tahun depan saya akan lulus, sekarang saya dalam proses menjalani kelas 12. Tahun depan saat saya lulus, akan berarti 6 tahun saya di Kanisius akan berakhir. Bagi seorang remaja, 6 tahun adalah waktu yang lama, saya telah menghabiskan sepertiga masa hidup saya di Kanisius. Walaupun saya tidak tahu banyak mengenai sekolah lain, namun saya tahu mengenai Kanisius. Kita bukan sekolah akademik sentris, walaupun memang murid-murid disini secara akademis sangat berprestasi. Menurut saya yang dikatakan Kanisius, yang jadi moto disini benar. Kita disini dibentuk dan diasah karakternya.

Di Kanisius, isinya bukan hanya ruang kelas, murid-muridnya tidak hanya dapat ijazah saat lulus, pengalaman-pengalaman yang dibentuk bukan hanya kesenangan saat mendapat nilai baik atau kesedihan saat remedial. Di Kanisius, kita diberi pilihan, lulus menjadi seseorang, atau lulus tidak menjadi siapa-siapa.

"Seberapapun besar pengetahuan dan tingginya kepandaian yang kalian miliki tidak ada artinya jika kalian tidak bisa bekerja sama dan berbagi"

- Thomas Gunawan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun