Usai dari Sudimara, kami juga melihat bangunan tua milik PT Kereta Api yang sebenarnya sudah pernah w bahas di tulisan sebelumnya silakan dibaca ya di sini yaÂ
Usai melihat bangunan yang menjadi asset dari PT Kereta Api Indonesia, kami pun kembali naik Commuter Line menuju Stasiun Pondok Ranji.
Nah disinilah petualangan dimulai dimana setibanya di Pondok Ranji kami menyewa dua angkutan kota (Angkot) untuk menuju ke titik S35 tempat terjadinya peristiwa adu banteng antara KA 225 dengan KA 220.
Ya tahu sendirilah bagaimana kondisi dan perjalanan dengan menggunakan angkot ini namun kami tiba juga di persilangan Pesanggarah tepatnya di depan Polsek Pesanggarahan.
Dari depan Polsek Pesanggrahan kami pun berjalan bak anak pramuka yang tengah belajar baris berbaris hehehe...
Setelah cukup lama kami berjalan dan Ka Satria sempat dikenali oleh salah satu warlok (warga lokal) dan melihat kami akhirnya warlok tersebut sadar bahwa hari ini adalah peringatan 37 tahun tragedi Bintaro I.
Nah sebelum ke titik kecelakaan kami menemukan salah satu spanduk yang bertuliskan 37 tahun Tragedi Bintaro dengan ada bunga terselip di pojok kanan yang tertambat di salah satu pagar di samping rel perlintasan kereta api.
Dan kami tibalah di titik S35 tempat terjadinya adu banteng antara KA 220 dari Kebayoran Lama dengan asumsi bahwa KA 225 dari Sudimara belum jalan, namun terjadi sebaliknya dan pecahlah adu banteng tersebut di titik S35.
Dan fatalnya kenapa beradu banteng selain salah dari petugas Stasiun, medan dari rel kereta ini keduanya adalah terdapat lengkungan yang tidak terlihat hal ini juga yang berakibat mereka beradu banteng.
Lalu siapakah yang salah dalam kasus ini ? apakah masinisnya atau petugas stasiun, menurut w tidak ada yang salah yang ada  adalah kurangnya komunikasi dan memang alat komunikasi mungkin saat itu tidak secanggih saat ini.