Mohon tunggu...
Herman Wijaya
Herman Wijaya Mohon Tunggu... profesional -

Penulis Lepas.

Selanjutnya

Tutup

Hukum Artikel Utama

Paradoks Tjoet Nya Dhien dan Ratna Sarumpaet

5 Oktober 2018   16:49 Diperbarui: 6 Oktober 2018   00:14 4694
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan terbata-bata, dia menceritakan duduk persoalan sebenarnya dari kisah yang dialami. "Cut Nya Dhien" modern yang tampak lebih kencang wajahnya dari hari-hari sebelumnya, akhirnya mengakui, bahwa cerita penganiayaan yang dialaminya adalah karangan dirinya semata untuk memberi alasan kepada anaknya ketika ia pulang dengan wajah babak belur.

Kebohongan yang satu ditambah dengan kebohongan lain. Setelah kepada anaknya, ia berbohong kepada Capres Prabowo Subianto, kepada Fadli Zon, kepada Hanum Rais, dan elit di jajaran Capres Nomor 2.

Kemudian para elit di kubu Capres nomor 2 menjadi corong kebohongan RS. Gemanya terus membesar karena dibumbui dengan emosi ditambah drama-drama yang nyaris sempurna.

Antiklimaks

Pengakuan RS seperti palu godam yang menghantam para pendukungnya. Segala teori-teori yang dibangun, rancangan yang telah dibuat, runtuh seketika. Gatotkaca berubah menjadi cepot, selebritas menjadi puteri malu. Mulut-mulut lantang, mendadak bungkam, wajah-wajah garang menjadi kuyu.

RS yang disamakan dengan Cut Nya' Dhien tidak lagi garang seperti Tjoet Nya Dhien, dia sadar telah melakukan perbuatan hina, membuat kebohongan besar.

"Saya adalah adalah pencipta hoaks terbaik," katanya dalam jumpa pers pengakuan dosa.

Drama tidak berhenti sampai di situ. Capres nomor 2 dan pendukunganya langsung mengambil kobokan, untuk mencuci tangan, merasa dibohongi. Prabowo Subianto, Fadli Zon, Rachel Maryam dan Hanum Rais hampir kompak menyatakan hal yang sama: dibohongi. Sandiaga Uno bahkan berniat melaporlan RS ke polisi, walau kemudian tak dilakukan.

Kini dibangun narasi baru bahwa kebaikan mereka, adalah kelemahan. Menyampaikan permohoman maaf adalah sikap mulia dan ksatria. Mereka bandingkan dengan sikap Presiden Jokowi yang tidak pernah minta maaf atas kegagalan mewujudkan janji-janjinya.

Sementara mereka menghembuskan narasi-narasi baru dengan tujuan membela diri dan tetap fokus menyudutkan pemerintah, RS mulai mendapatkan imbalan setimpal atas dosa-dosanya. Kamis malam dia ditangkap di Bandara Soekarno - Hatta menjelang keberangkatannya ke Cile, melalui Turki.

Seperti Tjoet Nya ' Dhien, dia juga ditangkap, dibawa ke kantor polisi dan dinterogasi. Namun dalam penangkapan itu tidak ada Teuku Leubeh menyaksikan. "Teuku-Teuku Leubeh" yang dulu dekat dengannya, kini mengawasi dari jauh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun