Kerusakan mental dan moral masyarakat memang sudah demikian parah. Â Calon Presiden Joko Widodo (Jokowi), Â nampaknya sudah menyadari hal itu.
Ketika kampanye Pilpres 2014 lalu Jokowi menjanjikan akan menjalankan program revolusi mental untuk memperbaiki mental masyarakat, terutama generasi muda. Sayangnya persoalan di Indonesia begitu banyak. Jokowi lebih memprioritaskan pembangunan infrastruktur untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi ke depan, sehingga revolusi mental yang dijanjikan tak kunjung dijalankan.
Infrastruktur memang bertumbuh pesat, walau itu tidak sertamerta dirasakan dampaknya. Tetapi kerusakan mental masyarakat semakin akut, sementara pemerintah belum sempat menanganinya. Apalagi contoh-contoh terus diperlihatkan oleh para elite politik, yang kerap memperlihatkan kritik tanpa etika. Kerugian akibat kerusakan mental tidak bisa dibayar dengan keuntungan dari pembangunan infrastruktur.
Rakyat seperti dibiarkan sendiri menghadapi ancaman kerusakan mental dari berbagai lini. Celakanya, ketika monster-monster tercipta akibat kerusakan mental, negara juga tidak mampu melindungi rakyatnya yang terancam keselamatannya setiap hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H