Sepakbola Indonesia belum beranjak dari budaya purba yang mengungkungnya. Budaya kekerasan masih terus dipraktekan, baik oleh pemain, official maupun supporternya. Â
Budaya itu kembali memakan korban. Setelah wasit dipukul pemain, penonton ditampar oleh Ketum PSSI yang merangkap jabatan sebagai gubernur, kini seorang suporter tewas ditangan suporter lainnya.
Entah apa yang mendorong Haringga Sirila, suporter The Jakmania datang ke Bandung untuk menyaksikan tim kesayangannya Persija Jakarta, yang bertanding melawan Persib Bandung. Kedatangannya ke Bandung yang sejatinya untuk mendapatkan kembiraan, ternyata harus ditebus dengan nyawanya sendiri.
Haringga, seorang Jakmania sejati, tak kuasa menahan kebrutalan sejumlah Viking, sebutan untuk pendukung Persib, yang seperti kalap menghajarnya habis-habisan hingga ia meregang nyawa. Sungguh disayangkan, tak ada yang bergerak untuk menyelamatkan Haringga. Petugas keamanan pun entah ke mana. Tubuh tak berdaya Haringga hanya menjadi tontonan, sampai hari ini.
Persib dan Persija disebut "musuh bebuyutan", rivalitas keduanya sangat tinggi, sehingga ada media yang menyebut pertemuan keduanya sebagai el classico, meniru sebutan pertandingan dua klub Spanyol, Real Madrid dan Barcelona, yang sudah bermusuhan sejak Barcelona didirikan.
Persaingan Persija dan Persib mau tak mau menular ke dalam diri pendukung masing-masing. Jika tim sepakbola hanya bisa menunjukan rivalitas dan kemarahan di lapangan -- pernah juga di medsos, ekspresi pendukung bisa terjadi di luar lapangan.
Nah, kalau sudah berbicara rivalitas di luar lapangan, apalagi yang akan terjadi kalau bukan kekerasan. Tensi pertandingan yang tinggi dalam pertandingan kedua tim seharusnya bisa diantisipasi, guna menghindari peristiwa seperti yang meninpa Haringga. Sayangnya kita hanya bisa menghimbau agar pendukung kedua kesebelasan tidak bertemu. Tetapi tidak melakukan antisipasi yang tepat.Â
Kekerasan terus berulang antara kedua pendukung tim. Save our Soccer menemukan ada enam pendukung Persib dan Persija yang menemui ajal.
Mereka adalah: Rangga Cipta Nugraha, 22 tahun (bobotoh), 27-5-2012, Â Lazuardi, 29 tahun (bobotoh), 27-5-2012, Â Dani Maulana, 17 tahun (bobotoh) 27-5-2012, Â Gilang, 24 tahun (The Jakmania), 6-11-2016, Harun Al Rasyid Lestaluhu alias Ambon, 30 tahun (The Jakmania), 6-11-2016 dan Haringga Sirilla, 23 tahun (The Jakmania).
Sejauh ini tidak ada solusi kongkrit untuk menyelesaikan persoalan. Kedua kubu seperti memelihara konflik itu, dan buat tim sepakbola sendiri, suporter yang fanatik adalah aset. Suporterlah yang menghidupkan sepakbola saat ini. Bagi para pendukung sendiri, ada semacam katarsis bila bisa menghajar pendukung tim lawan.
Tontonan kekerasan