Siapa pun yang jadi pemimpin Indonesia ke depan, harus memasukan pembinaan olahraga sebagai prioritas programnya. Kalau sekarang Presiden Jokowi lupa memasukan olahraga dalam nawacita, jika terpilih lagi harus memasukan olahraga.
Jika Prabowo Sugianto menyukai kuda sebagai hewan peliharaan yang muncul hanya di waktu-waktu tertentu, sudah waktunya menjadikan olahraga berkuda sebagai salah satu cabang olahraga unggulan Indonesia juga. Sebagai Ketua IPSI, seharusnya tugas Prabowo juga menjadikan pencak silat sebagai olahraga yang diakui di ajang olahraga internasional.
Pemerintah harus membangun fasilitas olahraga secara merata di seluruh tanah air, menyediakan pelatih-pelatih yang qualified, menggelar kompetisi olahraga secara teratur dan berjenjang. Kita boleh meniru China dalam melahirkan atlet-atlet berbakat.
Lagi-lagi, proses ini akan sangat panjang, membutuhkan kemauan kuat dan dana yang tidak sedikit. Membangun olahraga adalah membangun masyarakat Indonesia. Kalau ingin mendapat peringkat bagus lagi dalam Asian Games, entah kapan lagi itu akan diraih. Dalam waktu 50 tahun ke depan, belum tentu Indonesia akan jadi tuan rumah lagi.
Andaikata dalam setahun ada alokasi dana untuk pembinaan olahraga di Indonesia minimal setara dengan biaya yang dikeluarkan untuk Asian Games 2018, Rp.30 trilyun, bukan tidak mungkin akan lahir atlet-atlet yang akan mengharumkan nama Indonesia di ajang olahraga internasional, di luar bulutangkis. Dengan catatan, tentu saja, dana itu bukan untuk bancakan seperti dalam kasus Wisma Atlet Hambalang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H