Mohon tunggu...
Herman Wijaya
Herman Wijaya Mohon Tunggu... profesional -

Penulis Lepas.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Iseng-iseng Masuk Casino

7 Agustus 2018   20:18 Diperbarui: 8 Agustus 2018   00:24 4760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Chin Swee Temple (kiri) di Genting dilihat dari gondola. (Dok. Pribadi)

Di kursi-kursi itu memang saya melihat banyak orang yang tertidur atau duduk-duduk sepanjang hari dengan wajah yang lusuh. Mereka adalah orang-orang yang kalah berjudi di kasino.

Macau adalah sebuah kota judi. Semua hotel yang ada di Macau memiliki kasino dan tempat hiburan lainnya, baik di Taipa atau di Kota Lama yang terdapat bangunan-bangunan peninggalan Portugis. Salah satunya yang terkenal adalah sisa reruntuhan gereja St. Paul, The Ruin of St. Paul.

Hari kedua di Macau kami pergi ke Kota Lama menggunakan taksi. Kota Lama terletak di Pulau Berbeda yang dihubungkan dengan jembatan sangat panjang, De Amizade di Timur dan De Sai Van di Barat. Kota lama sendiri tersambung dengan daratan Tiongkok.

Sama seperti di Taipa, di Macau Lama juga terdapat beberapa kasino lama. Film-film lama pernah mengambil lokasi syuting di sini, termasuk film Indonesia "Jahoma -- Jakarta Hongkong Macau" yang dibintangi oleh Ratno Timoer tahun 1968.

Di Kota Lama kami hanya mengunjungi sisa gereja St. Paul yang hanya tersisa bagian depannya saja. Gereja didirikan pada tahun 1602-1640 dan menjadi bagian dari St Paul's Collegea terbakar  pada tahun 1835. Agar tidak roboh, sisi belakang bangunan yang tersisa ditunjang dengan besi.

Reruntuhan Gereja St. Paul di Kota Tua Macau. (Dok. Pribadi)
Reruntuhan Gereja St. Paul di Kota Tua Macau. (Dok. Pribadi)
Selain berputar-putar di sekitar gereja, kami tidak pergi ke mana-mana di kota lama. Setelah mengambil gambar di beberapa sisi kami pulang menggunakan taksi dari depan Hotel dan Kasino Grand Lisboa yang terkenal.

Kami sampai menjelang malam di The Venezian. Ketika kami sampai The Venezian sedang ditaburi cahaya yang sangat indah yang dipancarkan dari alat semacam proyektor. Cahaya membentuk gambar dan warna yang berganti-tanti di dinding hotel. Dinding hotel yang besar tertutup oleh perwainan gambar dan warna yang indah sekali.

Tidak ada kegiatan lain yang kami lakukan di Macau selain nonton tivi di kamar, berkeliling di pertokoan yang ada di The Venezian hanya untuk melihat-lihat atau makan di foodcourt.

Pada malam kedua, teman satu kamar mengajak untuk masuk ke kasino. "Yuk kita iseng main rolet. Aku punya aplikasi yang bisa menebak angka yang bakal ke luar dari setiap putaran rolet," katanya sambil menunjukkan permainan judi rolet di telepon genggamnya.

"Maksudnya bagaimana?" tanya saya.

"Misalnya kalau sekarang jarum persis di angka sembilan, pada putaran berikutnya akan ketahun ada di angka berapa!" jawabnya meyakinkan.

"Oke saya sediakan 500 HK dolar. Kita patungan!" tantang saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun