Mohon tunggu...
Herman Wijaya
Herman Wijaya Mohon Tunggu... profesional -

Penulis Lepas.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Film "Aib#Cyberbully", Balas Dendam Arwah Korban "Bully"

1 Agustus 2018   10:03 Diperbarui: 1 Agustus 2018   11:51 1094
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster film/imdb.com

Kisah tentang bullying sendiri bukan tema baru yang diangkat ke dalam film. Sutradara Larry Clark dari Hollywood pada tahun 2001 membuat film dengan tema bullying yang berjudul Bully.

Film yang dibintangi okeh Brad Renfro, Bijou Phillips, Rachel Miner, Michael Pitt, Leo Fitzpatrick, Daniel Franzese, Kelli Garner, and Nick Stahl ini mengisahkan persahabatan yang diwarnai dengan narkoba, pergaulan bebas, kemudian saling membuka aib dan membully yang berujung pada pembunuhan. Cerita film ini didasari pada kisah pembunuhan seorang pemuda bernama Bobby Kent tahun 1993 yang kemudian ditulis dalam sebuah buku berjudul A True Story of High School Revenge karya Jim Schutze.

Tahun 2015 sutradara Charles Biname membuat sebuah serial untuk TV ABC sebuah film berjudul Cyberbully. Film yang dibintangi oleh Emily Osment, Kay Panabaker dan Kelly Rowan ini mengangkat kasus bulliyng melalui gaddet dan penggunaan internet.

Tema film inilah yang mempengaruhi film Aib #Cyberbully.  Bedanya dalam versi Indonesia, cerita masuk dalam bentuk horor dengan hadirnya sosok hantu. Bisa dimaklumi, genre ini merupakan dagangan yang laris saat ini.

Pesan penting.

Bullying merupakan fenomena yang sudah terjadi sejak jaman dahulu, tetapi semakin meningkat dan menimbulkan banyak korban sejak adanya media sosial.

Seorang gadis SMA bunuh diri karena tak tahan di-bully usai mengaku dirinya adalah biseksual. TribunWow.com melansir dari Viral4real, setelah mengaku biseksual, orang-orang mulai memberikan kritik pedas lewat media sosial.

Selain itu banyak kasus-kasus bullying lainnya yang menimbulkan korban kematian di berbagai daerah. Umumnya pelaku dan korban adalah anak-anak muda. Oleh karena itu, pesan dalam film ini cukup mengena, stop bullying, hentikan membully orang lain dengan alasan apa pun. Apalagi melalui media sosial yang jangkauannya sangat luas.

Dampak psikologis bagi korban sangat berat. Banyak yang mengakhiri hidupnya karena tak tahan menanggung malu setelah aibnya dibuka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun