Setiap kali mendengar lagu rohani Kumulai Dari Diri Sendiri, perasaan saya seperti terombang-ambing. Ada teguran besar dalam lirik lagu itu yang seperti mengingatkan untuk memulai segala sesuatu yang baik dari diri sendiri.
Saya kutip potongan liriknya di sini:
Kumulai dari diri sendiri
Untuk melakukan yang terbaik
Kumulai dari diri sendiri
Hidup jujur dengan nikmat Tuhanku..
Ya, memulai dari diri sendiri untuk melakukan yang terbaik, yang positif dalam kehidupan sehari-hari. Sebuah pesan yang sangat sederhana, meski pun dalam prakteknya luar biasa berat, karena kita lebih sering menilai orang lain dibandingkan memeriksa diri sendiri.
Perbuatan positif yang bisa dimulai dari diri sendiri tidak perlu terlalu hebat, yang bisa mendatangkan kekaguman orang lain, pujian bahkan hadiah. Banyak hal sederhana yang bisa dilakukan, baik di dalam rumah maupun di luar, yang pada gilirannya akan berdampak luar biasa bagi kehidupan, memberi energi baik bagi kehidupan.
Sekarang sudah menjadi kebiasaan yang melekat hampir di setiap orang, terutama masyarakat modern, yang tidak pernah jauh dari gadget. Mulai bangun tidur hingga menjelang tidur, menggunakan gadget seperti menjadi kewajiban yang tidak bisa ditinggalkan. Tanpa gadget seolah kehidupan hampa. Gadget harus stanby setiap saat, jangan sampai lowbat dan kehabisan paket data. Itu jauh lebih memusingkan ketimbang tidak ada kopi atau sarapan pagi.
Sebagian orang menggunakannya untuk hal positif, tetapi tidak sedikit berbuat hal negatif dengan gadgetnya. Misalnya membuat status atau memposting hal-hal yang menyinggung / merugikan orang lain dengan menyebar hoaks, memberi contracomment terhadap status atau komentar orang lain.
Perbuatan itu jelas kontaproduktif, tidak memberi energi baik bagi kehidupan dan bisa merugikan diri sendiri. Selain itu penyebaran hoaks dan komentar-komentar negatif hanya membuang-buang energi, baik energi yang diri sendiri maupun energi yang kita gunakan: listrik, paket data, dan waktu yang terbuang percuma. Apalagi jika pada gilirannya akan merugikan diri sendiri karena kehilangan teman atau tersangkut UU ITTE.